kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield US Treasury stabil, investor asing diperkirakan akan kembali masuk ke SBN


Senin, 29 Maret 2021 / 20:55 WIB
Yield US Treasury stabil, investor asing diperkirakan akan kembali masuk ke SBN
ILUSTRASI. Pengunjung melintas dekat papan edukasi investasi di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing terus keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang tahun ini. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per 24 Maret, jumlah kepemilikan asing di SBN sebesar Rp 952,57 triliun.

Sejak akhir tahun lalu, jumlah ini telah turun sebesar Rp 21,34 triliun. Sementara, sepanjang Maret, penurunannya mencapai Rp 15,4 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menuturkan, sentimen eksternal jadi pemicu keluarnya asing. Sementara dari dalam negeri, sentimennya justru relatif baik. Keluarnya investor asing seiring dengan ekspektasi pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang pada akhirnya ikut mengerek yield US Treasury ikut naik.

“Pemulihan ekonomi, suntikan likuiditas, dan naiknya yield US Treasury berpotensi menggerakkan pasar AS. Oleh sebab itu, secara jangka pendek terdapat potential gain yang bisa didapat investor. Dus, investor asing memanfaatkan momentum ini dengan masuk lagi ke pasar AS,” terang Ramdhan kepada Kontan.co.id, Senin (29/3).

Ramdhan mengingatkan investor tak perlu khawatir dengan kondisi ini karena keluarnya investor asing juga terjadi di berbagai negara emerging market lainnya. Selain itu, aksi ini menurutnya berpotensi hanya untuk jangka pendek saja.

Baca Juga: Keluarnya dana investor asing dari SBN sepanjang tahun ini dinilai masih wajar

Perkiraan Ramdhan, saat ini yield US Treasury masih mencari titik ekuilibriumnya. Menurutnya, ketika titik sudah tersebut sudah ketemu, pergerakan yield US Treasury akan mulai stabil. Dus, potensi capital gain pun berkurang dan pada akhirnya membuat investor asing akan kembali melirik negara emerging market. 

Apalagi, Ramdhan meyakini, fundamental Indonesia saat ini sudah cukup baik sehingga berpotensi menjadi daya tarik lebih dibanding peers. Mulai dari nilai tukar rupiah yang relatif terjaga, likuiditas yang juga besar seiring dominannya investor domestik, hingga data-data ekonomi dalam negeri yang menunjukkan pulihnya ekonomi.

“Tetapi, yang perlu diperhatikan, potensi volatilitas baru ketika investor perbankan ramai-ramai mulai keluar dari SBN dan kembali masuk ke sektor riil. Hanya saja, kondisi ini setidaknya urung terjadi setidaknya sampai akhir tahun nanti. Jika pun terjadi, kemungkinan besar keluarnya pun secara bertahap dan pelan-pelan,” imbuh Ramdhan.

Lebih lanjut, Ramdhan menyebut, ketimbang terlalu mengandalkan investor asing, sebaiknya, peranan investor domestik bisa terus dipertahankan. Ia bilang, ketika sebelum pandemi, porsi investor asing bisa berkisar 35%-40%. Sementara saat ini, jumlahnya hanya sekitar 22,99%. 

“Investor asing ini kan masuk ke dalam portofolio, sehingga jadinya hot money. Kondisi ini sangat rentan ketika ada tekanan eksternal, investor asing akan segera keluar dan menimbulkan volatilitas. Jadi jika investor domestik lebih dominan, kondisi pasar bisa jauh lebih stabil, sehingga investor asing ini kalau bisa porsinya jangan lebih dari 30%,” tutup Ramdhan.

Selanjutnya: Kenaikan CDS Indonesia dinilai hanya bersifat sementara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×