kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Yield US Treasury Naik, Prospek SBN Masih Positif


Rabu, 12 Oktober 2022 / 19:49 WIB
Yield US Treasury Naik, Prospek SBN Masih Positif
ILUSTRASI. Secara umum prospek penurunan yield secara umum pada pasar obligasi Indonesia masih terbuka


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yield US Treasury kembali naik. Ini terlihat dari yield Treasury tenor 2 tahun, naik 6,2 basis poin (bps) menjadi 4,312% dari sebelumnya 4,250%. Sedangkan yield Treasury tenor 10 tahun meningkat 6,4 bps menjadi 3,888%. 

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf mengatakan saat ini ada kemungkinan inflasi US sudah mulai memasuki periode high base untuk pembacaan data tahunan, sehingga mungkin akan mulai terlihat adanya penurunan, jika hal ini terjadi mungkin akan ada kecenderungan penurunan yield. 

"Lebih lanjut, tekanan jual terhadap obligasi secara umum di Indonesia sebenarnya sudah terus menurun seiring dengan kuatnya fundamental serta kecilnya porsi kepemilikan asing sehingga secara umum prospek penurunan yield secara umum pada pasar obligasi Indonesia masih terbuka," jelas Dimas kepada Kontan.co.id, Rabu (12/10). 

Baca Juga: Hasil Lelang SUN Selasa (11/10), Seri Tenor 10 Tahun Jadi Incaran Investor

Dimas menjelaskan sebenarnya saham masih memberikan upside yang lebih besar walau potensi volatilitas cukup tinggi, dan didukung masih murahnya valuasi di beberapa sektor setelah rilis laporan keuangan pada kuartal III. 

Namun, masih tetap memerlukan balancing portfolio seperti ke obligasi pemerintah, karena downsidenya sudah minim dan dapat memilih tenor pendek (max 5 tahun) dimana terlihat menarik karena secara historis kenaikan yield relatif.

"Untuk investor umum dapat melakukan portfolio investasi ke 40% Equity, 40% Obligasi dan 20% Cash/RDPU," jelasnya. 

Spread antara US Treasury dan SUN menyempit cukup drastis dalam berbagai tenor, bahkan untuk tenor 10 tahun beberapa kali mendekati posisi all time low yang sebelumnya terjadi di sekitar tahun 2013.

Secara teoritis dapat dilihat kurang baik bagi beberapa investor, namun dengan tingkat likuiditas dalam negeri terutama dari perbankan yang nampak tidak memburuk, serta adanya tambahan pembeli dari kelas-kelas investor lain seperti asuransi & dana pensiun serta individual, spread relatif terus terjaga dengan baik. 

"Kecilnya porsi investor asing juga mungkin dapat membantu terus kecilnya spread antara SUN dan US Treasury," tuturnya. 

Dimas mengatakan posisi real yield SUN dalam berbagai tenor masih berada di level positif, untuk negara yang memiliki posisi utang yang baik seperti Indonesia, serta memiliki beberapa potensi perbaikan fundamental ke depannya. 

Seperti membaiknya trade balance secara konsisten yang diikuti juga oleh terus berjalannya hilirisasi di berbagai sektor komoditas sehingga diyakini trade balance akan membaik walau commodity boom berakhir.

Baca Juga: Investor Siap Menadah Dividen dari Keuntungan Emiten

Analis meyakini, SUN masih sangat menarik bagi berbagai investor.

Menurut Dimas terlihat ada penurunan volume transaksi di pasar namun untuk seri-seri benchmark dinilai masih memilik volume yang cukup tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×