Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar global masih menunggu sikap Federal Reserve (The Fed) terkait kebijakan moneter di pertemuan Juni 2022. Sambil menanti pengumuman The Fed, yield US Treasury bergerak stabil dan membawa level credit default swap (CDS) atawa persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia turun.
Mengutip Bloomberg, CDS Indonesia tenor 5 tahun mencapai 90,59. Dalam sepekan level tersebut menurun 12 basis poin (bps) dari level 102,25.
Kompak, CDS Indonesia tenor 10 tahun, per Jumat (27/5) berada di level 168,82. Level tersebut menurun 31 bps dari 199,56.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan level CDS menurun karena kondisi eksternal saat ini sedang stabil selagi The Fed belum mengumumkan langkah kebijakan selanjutnya.
Kestabilan pasar keuangan secara global tercermin dari yield US Treasury yang juga bergerak stabil dalam sepekan berada di 2,7%.
Baca Juga: Pekan III Mei 2022, Arus Modal Asing Hengkang Capai Rp 4,81 Triliun
Sementara itu, penurunan level CDS mendukung yield Surat Utang Negara tenor 10 tahun cenderung bergerak turun dari 7,16% di pekan lalu menjadi 7,01% per Senin (30/5).
Namun, Ramdhan mengamati, penurunan CDS dan yield ini direspon positif oleh investor domestik.
"Sudah cukup lama investor domestik menopang pasar obligasi, biasanya jika situasi global bergejolak investor domestik wait and see masuk ke pasar obligasi, tetapi sekarang kondisi sudah lebih stabil CDS pun turun jadinya yield bisa ikut turun," kata Ramdhan.
Sementara itu, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) masih cenderung menurun ke Rp 792,85 triliun atau dengan porsi sebesar 16,5%. Sementara, di awal tahun jumlah kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 876,33 triliun dengan porsi 22,8%.
Namun, Ramdhan mengatakan risiko CDS bergerak naik tentu masih ada selama The Fed masih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya untuk menekan kenaikan inflasi.
"Pergerakan CDS ke depan masih sangat dinamis, apalagi persoalan geopolitik masih memicu inflasi dan tidak tahu kapan akan mereda," pungkas Ramdhan.
Jika kondisi geopolitik bergejolak, yield SUN 10 tahun berpotensi mengarah ke atas 7,2% di akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News