kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Yield menengah-panjang dinilai menarik pada lelang SBSN Selasa (5/10)


Minggu, 03 Oktober 2021 / 17:08 WIB
Yield menengah-panjang dinilai menarik pada lelang SBSN Selasa (5/10)
ILUSTRASI. Pemerintah akan menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa, 5 Oktober 2021.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa, 5 Oktober 2021. Pada lelang kali ini pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 5 triliun.

Target indikatif ini turun dari sebelumnya di angka Rp 10 triliun. Dalam lelang ini, terdapat enam seri SBSN yang akan dilelang, yakni satu seri Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) dan lima seri Project Based Sukuk (PBS).

Menurut Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management, Gama Yuki, turunnya target lelang SBSN nanti karena pemerintah menjaga anggaran yang defisit, dan adanya program SKB III yang tetap dilakukan di tahun ini hingga tahun 2022.

Dengan turunnya target lelang yang ditetapkan pemerintah, Gama memproyeksikan lelang SBSN nanti masih akan mendapatkan penawaran yang kuat dari pasar, di kisaran Rp 35 triliun–Rp 45 triliun. Tidak jauh dari jumlah penawaran yang masuk di lelang sebelumnya di angka Rp 45,37 triliun.

Baca Juga: Transaksi harian rata-rata BEI pekan ini melesat hampir 50%

Gama juga memperkirakan, yield yang ditawarkan di lelang nanti akan lebih rendah dari lelang SBSN sebelumnya. “Yield yang ditawarkan kemungkinan akan lebih rendah dari dua minggu lalu tetapi masih akan tetap menarik di tengah rendahnya tingkat suku bunga,” kata Gama.

Target lelang yang turun menurutnya akan membantu menjaga tekanan pada yield obligasi di tengah koreksi yang sedang terjadi. Gama juga mengamati, saat ini ada korelasi antara stabilnya indeks dolar AS dan yield obligasi AS tenor 10 tahun terhadap penurunan target lelang SBSN.

“Dengan target lelang pemerintah yang turun serta indeks dolar dan US Treasury 10 tahun yang sudah mulai stabil, diharapkan tekanan yield obligasi di dalam negeri dapat mereda,” kata Gama kepada Kontan.co.id, Sabtu (2/10).

Dengan kondisi pandemi di Indonesia yang mulai membaik tetapi adanya isu tapering di akhir tahun ini, Gama memperkirakan tenor jangka pendek-menengah masih akan cukup menarik bagi investor, seperti seri PBS029.

Akan tetapi, dalam catatannya, tenor panjang yaitu PBS028 juga menjadi salah satu seri yang cukup banyak diminati. Hal ini menurut Gama karena adanya beberapa horizon investor yang memerlukan sukuk dengan tenor panjang.

Baca Juga: Pemerintah telah menetapkan kupon ORI020, ini besarannya

Berikut keenam seri SBSN yang akan dilelang Selasa (5/10) nanti:

  1. SPN-S 06042022 yang jatuh tempo pada 6 April 2022 dengan imbalan diskonto
  2. PBS031 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2024 dengan imbalan 4,00%
  3. PBS032 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2026 dengan imbalan 4,875%
  4. PBS029 yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 dengan imbalan 6,375%
  5. PBS004 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2037 dengan imbalan 6,10%
  6. PBS028 yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 dengan imbalan 7,75%

Baca Juga: Return obligasi korporasi tahun ini sudah dua kali lipat obligasi negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×