kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,22   -11,30   -1.21%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield dividen tahun ini diproyeksikan lebih rendah, simak rekomendasi analis berikut


Senin, 29 Maret 2021 / 21:02 WIB
Yield dividen tahun ini diproyeksikan lebih rendah, simak rekomendasi analis berikut
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ramai-ramai mulai membagikan dividen untuk tahun buku 2020. Analis memproyeksikan secara keseluruhan yield dividen akan turun dibandingkan tahun lalu.

Pada Senin (29/3), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), serta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengumumkan akan membagikan dividen untuk tahun buku 2020.

BCA memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 530 per saham atau 48% dari total laba bersih tahun buku 2020. SMGR memutuskan membagikan dividen 40% atau Rp 1,12 triliun dari laba bersih 2020. Sementara itu, BBNI memutuskan membagikan dividen sebesar 25% dari laba bersih tahun buku 2020 sekitar Rp 820,1 miliar.

Mengacu hal tersebut, maka yield dividen dari BBCA dan SMGR tahun ini akan naik dibandingkan tahun lalu. Adapun BBCA memiliki yield dividen 1,66% atau naik tipis dari tahun lalu sebesar 1,65% dan SMGR di level 1,68% juga naik dari tahun lalu 0,42%. Sedangkan, yield dividen BBNI turun menjadi 0,72% dari tahun lalu sebesar 2,72%.

Analis Pilarmas Investindo, Okie Setya Ardiastama menilai yield yang besar cukup menarik. 

Baca Juga: Gelar RUPST, BCA bagikan dividen Rp 530 per saham dan angkat 2 direktur baru

"Yield dari dividen tersebut serta nominal dari dividen dapat menjadi pertimbangan investor, khususnya institusi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (29/3).

Sementara untuk BBNI, pihaknya melihat komitmen dari perusahaan dalam menjaga nilai perusahaan di mata investor cukup baik, meskipun beberapa terdapat penurunan dari nominal dividen. Perlambatan kinerja di tahun 2020 cukup memberikan tekanan bagi perusahaan.

"Namun kami melihat adanya peluang dari membaiknya kinerja di tahun 2021 ini. Sehingga kami lebih melihat saat ini strategi investasi dalam jangka panjang cukup tepat. Namun pengelolaan aset alokasinya saja yang perlu disesuaikan dengan strategi masing - masing," jelasnya.




TERBARU

[X]
×