kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Yellen akan menentukan arah emas selanjutnya


Rabu, 15 Februari 2017 / 17:43 WIB
Yellen akan menentukan arah emas selanjutnya


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pidato Gubernur The Fed Janet Yellen yang bernada positif dan sajian data impor emas India yang merosot di awal tahun belum berhasil memberikan tekanan koreksi pada harga emas.

Mengutip Bloomberg, Rabu (15/2) pukul 16.47 WIB harga emas kontrak pengiriman April 2017 di Commodity Exchange berhasil terangkat 0,16% ke level US$ 1.227,40 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Walau dalam sepekan terakhir harga emas sudah tergerus 0,97%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menuturkan meski dalam pidatonya Yellen menyatakan kebijakan kenaikan suku bunga sebaiknya tidak ditahan lebih lama lagi dan memberikan harapan pada pasar akan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, pelaku pasar tetap waspada. Sebab, Gubernur The Fed tersebut masih dijadwalkan akan melakukan pidato lanjutan Kamis (16/2) dini hari nanti.

Hanya saja untuk saat ini kenaikan emas terjaga oleh ketidakstabilan kondisi geopolitik global terutama di Eropa dan Asia. Untuk Eropa sendiri jelang pemilu yang akan berlangsung di Prancis, Jerman dan Belanda mengarahkan pelaku pasar untuk memburu aset safe haven seperti emas.

Ditambah lagi, serangan rudal yang dilancarkan Korea Utara ke Jepang memanaskan kondisi dua negara tersebut. Ketika ketidakpastian meningkat sudah pasti emas yang menjadi incaran. “Apalagi pasar waspada akan pidato lanjutan Yellen, pasti untuk saat ini emas menjadi primadona di pasar,” tutur Ibrahim.

Tambahan tenaga bagi emas datang dari laporan kepemilikan aset emas di Exchange Traded Funds per Selasa (14/2) yang menunjukkan posisi aset emas tidak berubah di level 840,87 ton sejak awal pekan. Ini merupakan level tertingginya dalam dua bulan terakhir. ETF mencatatkan sejak awal tahun 2017 hingga awal Februari 2017 ini investor sudah mengucurkan dana sebesar US$ 3,1 miliar untuk aset emas.

Meski demikian, Ibrahim memperkirakan harga emas masih berpotensi untuk turun. “Yellen akan menentukan pergerakan emas selanjutnya, jika positif harga akan terkoreksi walau terbatas namun jika sebaliknya bukan tidak mungkin naik lagi,” tebaknya.

Sebab emas pun dirundung katalis negatif yang datang dari sisi permintaan. Pembelian emas India Januari 2017 diduga turun 28% menjadi 58,6 ton dibanding bulan sebelumnya. Sementara impornya sepanjang 10 bulan terakhir dalam tahun fiskal yang berakhir Maret 2017 ini diprediksi turun 41% menjadi 499,1 ton dibanding periode yang sama tahun fiskal sebelumnya.

Ini sejalan dengan tebakan World Gold Council (WGC) bahwa pembelian emas dalam negeri India hanya akan dikisaran 650 – 750 ton di tahun 2017 ini. “Harga emas terhitung naik signifikan tentu menggerus daya beli konsumen. Hanya saja penentu pergerakan yang signifikan saat ini berasal dari AS,” kata Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×