Reporter: Yuliana Hema | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses integrasi pasca merger XL Axiata dan Smartfren di dalam PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) masih terus berlanjut. Secara proforma, EXCL masih mencatatkan pertumbuhan laba.
Melansir laporan keuangan per 30 September 2025, EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Ini melonjak 20,44% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 25,36 triliun.
Namun jumlah beban yang ditanggung EXCL mengalami kenaikan 44,40% YoY menjadi Rp 30,51 triliun akibat transaksi merger. Alhasil, rugi periode berjalan EXCL mencapai Rp 2,58 triliun.
Baca Juga: Ada Peluang Santa Claus Rally, Analis: IHSG Bisa Lanjut Menguat hingga Akhir Tahun
Adapun rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk EXCL mencapai Rp 2,6 triliun per September 2025. Ini berbalik dari laba bersih sebesar Rp 1,31 triliun sebelum terjadinya merger.
Tanpa memperhitungkan one-off dan integrasi, EXCL mencatatkan laba normalisasi sebesar Rp 1,2 triliun pada kuartal III-2025. Ini melonjak 278,4% secara kuartalan atau Quarter on Quarter (QoQ).
Direktur Utama & CEO XLSmart Rajeev Sethi menjelaskan pendapatan kuartal ketiga tumbuh 38% secara tahunan, dengan EBITDA dan laba bersih (PAT) yang dinormalisasi tetap menunjukkan tren sehat.
“Kami berada di jalur yang tepat untuk merealisasikan potensi sinergi pasca integrasi senilai sekitar US$ 150 juta hingga US$ 200 juta pada 2025,” jelas Rajeev belum lama ini.
Dia memastikan proses integrasi jaringan juga berjalan sesuai rencana, dengan implementasi integrasi dan percepatan penggelaran jaringan yang mendorong perluasan cakupan sekaligus peningkatan kualitas layanan.
“Kami terus melakukan integrasi untuk meningkatkan kualitas jaringan. Hingga akhir September 2025, pengeluaran belanja modal (capex) mencapai sekitar Rp 4,26 triliun,” ucapnya.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,55% ke 8.416 pada Senin (17/11), DSSA, SCMA, AKRA Top Gainers LQ45
Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Daniel Widjaja memproyeksikan tekanan biaya pada 2025 hanya bersifat sementara. Pasalnya, EXCL punya basis pelanggan yang solid.
Daniel bilang perbaikan rata-rata pendapatan per pengguna atau Average Revenue Per User (ARPU) juga akan menjadi sentimen positif bagi EXCL. Pada kuartal III-2025, total pelanggan XLSmart mencapai 79,6 juta dengan ARPU blended Rp 39.000.
Namun Daniel menekankan risiko utama EXCL mencakup keterlambatan realisasi sinergi dan pertumbuhan ARPU yang lebih lemah dari perkiraan, meskipun fundamental jangka panjang perusahaan tetap kuat.
Meski begitu, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan beli EXCL dengan target harga Rp 3.300 per saham dengan ekspektasi bahwa sinergi pasca merger akan memperkuat laba tahun 2026.
Selanjutnya: Soal Pungutan Bea Keluar Emas, Ini Respons Pengamat!
Menarik Dibaca: 14 Inspirasi Warna Cat Dapur yang Bikin Mood Naik dan Ruangan Terlihat Lebih Cerah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













