Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga bulan pertama tahun ini bukan masa yang bagus bagi PT XL Axiata Tbk. Emiten berkode EXCL ini justru mencetak kinerja mengecewakan di periode tersebut.
Emiten ini mencatatkan laba bersih di kuartal satu lalu cuma Rp 15,43 miliar, atau turun sekitar 63,08% dari laba bersih di kuartal satu 2017. Padahal, pendapatan justru naik dari Rp 5,27 triliun di 2017 menjadi Rp 5,50 triliun di tiga bulan pertama tahun ini.
Meski begitu, rata-rata analis masih berpendapat EXCL layak masuk dalam portofolio investasi. Menurut survei Bloomberg, dari 31 analis hanya satu analis yang memberi rekomendasi hold. Sisanya memberi rekomendasi buy untuk saham EXCL.
Menurut Josscarios Jonathan, analis Henan Putihrai Sekuritas, kinerja EXCL masih cukup baik. "Pendapatan EXCL masih tumbuh jauh lebih baik dibanding kompetitornya, ISAT, yang justru pendapatannya menurun secara signifikan," terang dia kepada KONTAN, Senin (28/5).
Analis menilai kinerja EXCL tidak naik tinggi di kuartal pertama lalu lantaran kebijakan registrasi ulang kartu prabayar. Program ini membuat tingkat penjualan kartu SIM merosot. Ini terjadi di semua operator telekomunikasi.
Selain itu, prospek pertumbuhan bisnis EXCL ke depan juga masih positif. Josscarios yakin kinerja emiten halo-halo ini akan membaik di semester dua nanti. Apalagi, EXCL juga masih gencar ekspansi.
Operator seluler yang memiliki brand XL dan Axis ini antara lain gencar memperluas jaringan 4G LTE. Hingga saat ini, jaringan 4G LTE EXCL sudah menjangkau 376 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Teranyar, XL antara lain baru membangun jaringan 4G LTE di Kabupaten Bima dan Dompu di Nusa Tenggara Barat serta di Kabupaten Sekadau dan Bengkayang di Kalimantan Barat.
Industri sehat
Analis MNC Sekuritas Victoria Venny N.S. menulis dalam risetnya per 18 Mei lalu, langkah EXCL memperluas jaringan, terutama di luar Jawa, merupakan strategi ke depan yang dapat mengimbangi dampak dari kebijakan registrasi ulang nomor prabayar. Ini bisa terjadi bila XL sukses memperbesar pangsa pasar di luar Jawa.
Selain itu, Veronica menilai dampak kebijakan registrasi prabayar hanya akan terasa dalam jangka pendek. Ke depannya, kebijakan ini akan menghasilkan industri yang lebih sehat dan menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi EXCL. "Implementasi registrasi prabayar telah menciptakan industri yang lebih sehat dan membuka peluang lebih baik untuk tumbuh di semester dua," ujar dia.
Veronica memprediksi, tahun ini pendapatan EXCL bisa mencapai Rp 23,68 triliun, naik sekitar 3,52% dari pendapatan 2017. Sedang laba bersih akan mencapai Rp 391,13 miliar, naik 4,25% dibanding setahun lalu.
Josscario mematok target harga EXCL di Rp 3.200 per saham. Sementara Veronica memprediksi target harga EXCL di Rp 3.300 per saham.
Analis BCA Sekuritas Aditya Eka Prakasa lebih optimistis. Ia mematok target harga EXCL di Rp 4.100 per saham. Pada perdagangan Senin lalu (28/5), EXCL ditutup di level Rp 2.260 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News