kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

XL Axiata (EXCL) bukukan kenaikan pendapatan pada 2020, berikut pendorongnya


Senin, 15 Februari 2021 / 11:33 WIB
XL Axiata (EXCL) bukukan kenaikan pendapatan pada 2020, berikut pendorongnya
ILUSTRASI. Implementas PT XL Axiata diawali dengan melakukan ujicoba Open RAN yang berhasil dilakukan diintegrasikan ke jaringan yang sudah ada


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan kenaikan pendapatan 3% sepanjang 2020 menjadi sebesar Rp 26,02 triliun. Kenaikan ini didorong pendapatan layanan data yang tumbuh 10% year on year (yoy) menjadi Rp 21,39 triliun, mengingat kontribusinya terhadap total pendapatan mencapai 92%.

Pada sisi jaringan, trafik data sepanjang tahun 2020 meningkat 47% yoy, dari 3.320 Petabyte menjadi 4.869 Petabyte. Menurut Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini, peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah pelanggan dari 56,88 juta pada kuartal III-2020 menjadi 57,89 juta pada kuartal IV-2020.

Alhasil, rerata pendapatan per pelanggan atau average revenue per user (ARPU) campuran meningkat dari Rp 35.000 pada 2019 menjadi Rp 36.000 pada 2020.

Dian menyampaikan, sepanjang tahun 2020, perusahaannya berfokus pada keunggulan operasional untuk mendorong digitalisasi bisnis dengan menerapkan otomatisasi dan simplicity.

Baca Juga: XL Axiata (EXCL) optimistis layanan OTT streaming akan meningkatkan trafik

Pada saat yang sama, XL Axiata juga terus membangun keintiman dengan pelanggan dengan memastikan XL dan AXIS mencapai net promotor score (NPS) yang kuat melalui beragam produk yang sesuai kebutuhan pelanggan serta peningkatan kualitas jaringan secara berkesinambungan.

Menurut Dian, pemanfaatan digital IT, artificial intelligent, dan data analytics terus dilanjutkan XL Axiata untuk mengidentifikasi kebutuhan layanan telekomunikasi dan data di setiap segmen pelanggan.

"Dengan demikian, perusahaan bisa lebih tepat dalam pembuatan produk layanan baru yang memang dibutuhkan setiap segmen pelanggan. Selain itu, penawaran produk juga bisa lebih terarah, sesuai dengan karakter setiap segmen," kata Dian dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/2).

Sepanjang 2020, XL Axiata juga membukukan peningkatan EBITDA sebesar 31% yoy menjadi Rp 13,06 triliun. Sementara itu, laba tahun berjalan merosot 47,9% yoy, dari Rp 712,58 miliar pada 2019 menjadi Rp 371,6 miliar pada 2020. Akan tetapi, XL Axiata dapat mencetak laba bersih dinormalisasi sebesar Rp 679 milliar.

Di sisi lain, XL Axiata mencatatkan penurunan beban operasional sebesar 15% yoy yang didorong oleh berkurangnya beban infrastruktur 30% yoy sebagai hasil dari adopsi IFRS 16.

Interkoneksi dan beban langsung lainnya juga turun 25% yoy sebagai akibat dari penurunan trafik layanan SMS dan voice. Selain itu, beban pemasaran lebih rendah 8% yoy karena pergeseran pengeluaran yang kini lebih banyak menggunakan saluran digital.

Dari sisi kondisi finansial, neraca perusahaan tetap sehat dengan saldo kas yang lebih tinggi setelah mendapat tambahan dari hasil penjualan menara. Free Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yakni sebesar Rp 6,46 triliun atau meningkat hingga 76% yoy.

Baca Juga: Perayaan Imlek 2021, XL Axiata memperkirakan terjadi kenaikan trafik data sekitar 5%

XL Axiata saat ini juga tidak memiliki pinjaman dalam denominasi dollar Amerika Serikat, sebesar 67% di antaranya berbunga floating dan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan.

Dian juga menyampaikan, pandemi Covid-19 tidak menghalangi XL Axiata untuk terus membangun jaringan. Hingga akhir 2020, XL Axiata memiliki lebih dari 144 ribu base transceiver station (BTS) atau meningkat 11% yoy.

Dari total BTS yang XL Axiata miliki, sebanyak 54.297 merupakan BTS 4G. Jika dilihat dari luas cakupan wilayah, jaringan 4G milik XL Axiata telah melayani pelanggan di 458 kota/kabupaten di hampir semua provinsi yang ada di Republik Indonesia.

Pada tahun 2020, realokasi kapasitas 3G ke 4G juga dipercepat seiring adanya penurunan trafik penggunaan layanan 3G yang hanya mencapai kurang dari 10% dari total trafik data.

"Meskipun demikian, upaya mengurangi umur aset 3G yang berguna tersebut sejalan dengan tujuan untuk menghasilkan penghematan depresiasi yang akan meningkatkan profitabilitas di masa depan," ungkap Dian.

Di samping itu, untuk menyiapkan jaringan menuju 5G, XL Axiata juga terus melanjutkan proses fiberisasi jaringan. Fiberisasi dilakukan untuk mendukung peningkatan kualitas jaringan data di setiap area karena salah satu manfaat dari proses ini adalah kapasitas jaringan transport menjadi lebih besar. Fiberisasi terbukti mampu meningkatkan kualitas jaringan untuk menopang sejumlah layanan data dengan kapasitas besar, seperti live video streaming.

Baca Juga: XL Axiata mewisuda mahasiswa XL Future Leaders

Untuk ke depannya, XL Axiata melihat sejumlah peluang positif di dalam industri telekomunikasi Indonesia. Salah satunya adalah terkait kemungkinan terjadinya konsolidasi operator. Dian menilai, hal tersebut akan membawa dampak yang menyehatkan industri telekomunikasi secara umum.

Selanjutnya, cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari yang membutuhkan koneksi internet diprediksi akan menciptakan permintaan data dalam jangka panjang.

Peluang lainnya berupa peningkatan permintaan layanan fixed broadband (FTTH), di mana XL Axiata telah memiliki layanan XL Home dengan area layanan yang terus meningkat serta sambungan yang terus bertambah.

Terakhir, XL Axiata melihat adanya momentum kuat di tahun ini untuk terus memperluas jaringan di luar Jawa sebagai investasi berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×