kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Wismilak Inti Makmur (WIIM) Dinilai Diuntungkan Kebijakan Cukai Rokok


Minggu, 12 Februari 2023 / 18:10 WIB
Wismilak Inti Makmur (WIIM) Dinilai Diuntungkan Kebijakan Cukai Rokok
ILUSTRASI. Karyawan PT. Wismilak Inti Makmur Tbk (Wismilak) mendemonstrasikan cara membuat sigaret kretek tangan (SKT) di Jakarta, Senin (19/11). Wismilak Inti Makmur (WIIM) Dinilai Diuntungkan Kebijakan Cukai Rokok.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) menjadi berkah bagi PT Wismilak Inti Makmur Tbk. Emiten berkode saham WIIM ini bakal menampung perpindahan konsumen yang melirik produk rokok berharga murah (downtrading).

Analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika Putri menjelaskan, WIIM bakal melaju di situasi pahit yang menimpa emiten sektor rokok. Pasalnya, kesenjangan antara cukai pemain rokok lapis 1 dan lapis 2 terus melebar.

Seperti diketahui, pemerintah melalui kementerian keuangan (Kemenkeu) telah menaikkan tarif cukai rokok pada tahun 2023 dengan tujuan untuk mengurangi prevalensi merokok. Kondisi ini menjadi keistimewaan bagi pemain lapis ke-2 seperti Wismilak.

Baca Juga: Bea Cukai Berhasilkan Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal, Nilainya Capai Rp 246,87 Juta

Putu memaparkan bahwa selisih cukai tier-1 dengan tier-2 sekarang adalah Rp 432 per batang di segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM), dibanding tahun lalu selisih hanya sebesar Rp 385 per batang.  

Karena itu, pemain rokok tier-1 perlu meningkatkan harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP) guna meredam penurunan profitabilitas.

 

Sesuai arahan dari Kemenkeu, Harga Jual Eceran (HJE) minimum tahun 2023-2024 ditetapkan sebesar 7,9% hingga 10% untuk kategori tingkat 1. HJE yang lebih tinggi akan menghasilkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang lebih tinggi.

Dengan penegakan HJE, pemain tier-1 memiliki kemampuan untuk menggunakan penyesuaian harga yang tinggi. Tetapi ada potensi penurunan pangsa pasar atau pun volume penjualan.

"Mengingat latar belakang ini, kami perkirakan downtrading dapat bertahan di tahun ini yang akan memberikan peluang bagi pemain tier-2 seperti WIIM untuk menuai keuntungan," ujar Putu kepada Kontan.co.id, Jumat (10/2).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten-Emiten yang Berpotensi Raih Pendapatan Jumbo

Putu mencermati WIIM telah sukses menangkap segmentasi pasar kelas bawah. Belakangan ini, produk WIIM semakin menarik perhatian konsumen di tengah inflasi yang tinggi. 

WIIM mengamankan permintaan dari pasar kelas bawah dengan meluncurkan Wismilak Arja 12 dengan harga jual ritel sekitar Rp 8.000-Rp 9.000 per bungkus. Produk ini mendapat respon positif dari konsumen di Jawa Timur.

Ciptadana yakin Wismilak Arja 12 akan memperkuat portofolio di segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang berkontribusi 11,5% dari total penjualan hingga September 2022. Di mana segmen tersebut mengambil keuntungan dari cukai terendah.

Tidak seperti pemain tier-1, laba bersih WIIM mencapai Rp 169 miliar atau tumbuh kuat 55,6% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dan naik 97,7% quartal on quartal (QoQ) pada sembilan bulan pertama 2022.

Sebagian besar kinerja positif itu didukung oleh penjualan yang kuat terutama dari segmen SKM dengan produk regulernya merek Wismilak Diplomat.

Dari sisi kontribusi penjualan, segmen SKM masih mendominasi menyumbang 80% dari total penjualan WIIM. Cukai yang dihasilkan segmen ini sekitar 55% dari penjualan bersih, relatif di bawah cukai pemain tier-1 yang sebesar 70-80% dari penjualan bersih.

Baca Juga: Geliat Indika Energy (INDY) Diversifikasi ke Segmen Non Batubara

Kondisi ini mendorong pendapatan kotor yang lebih tinggi bagi WIIM dengan Gross Profit Margin (GPM) sebesar 20,8%. Sementara, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP) terpantau mencatat GPM masing-masing 8% dan 15% per kuartal III-2022.

Menurut Putu, profitabilitas yang mampu dicetak oleh Wismilak tidak terlepas pula oleh inisiatif efisiensi untuk biaya pengeluaran A&P (advertising & promotion).

Biaya pengeluaran untuk iklan produk WIIM hanya menghasilkan 1,9% dari penjualan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan A&P saat masa pandemi sebesar 5,8% dari penjualan.

Menariknya, valuasi saham WIIM masih murah padahal performa bagus menyertai.

Saat ini, WIIM diperdagangkan dengan valuasi ringan 8,05x P/E berdasarkan pengembalian tahunan (annualized) per September 2022.

Baca Juga: Kemenperin Dukung Peresmian Pabrik Produk Tembakau Inovatif Bebas Asap

Ciptadana Sekuritas memperkirakan WIIM akan diperdagangkan pada 7,0x P/E di tahun 2023. Asumsi tersebut jika menakar pertumbuhan pendapatan konservatif Wismilak 10% di tahun 2023 dan marjin tetap bertahan.

Secara teknikal, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat saham WIIM tengah berhadapan dengan resisten fraktal di 905.

Jika berhasil ditembus akan membuka peluang penguatan terbatas menuju resisten Fibonacci yang ada di area 950 dan 1000. Peluang masih terbuka apabila WIIM masih bergerak di atas area 830.

Ivan merekomendasikan Speculative Buy untuk saham WIIM, dengan posisi support di Rp 830 per saham, sementara posisi resistance di Rp 950 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×