kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Window dressing IHSG bakal didorong oleh saham-saham perbankan, siapa saja?


Senin, 09 Desember 2019 / 05:20 WIB
Window dressing IHSG bakal didorong oleh saham-saham perbankan, siapa saja?
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan pergerakan saham emiten jelang penutupan di Bursa Efek Indonesia, Selasa (3/112). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau, naik 3,84 poin ke posisi 6.133,89. IHSG diperkirakan tetap lanjut bergerak di zona


Reporter: Dityasa H Forddanta, Selvi Mayasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah memulai fase window dressing. Belakangan, semua indeks konstituen, tak terkecuali indeks Kompas100  juga kompak menguat.

IHSG sudah naik 3,5% sejak penutupan November 2019. Demikian halnya dengan indeks Kompas100 yang sudah mengakumulasi kenaikan 2,20%.

Namun, peta tersebut masih bisa berubah. "Karena sentimen setiap tahun berbeda," ujar Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, Sabtu (7/12).

Menurutnya, window dressing tahun ini bakal didorong oleh saham-saham perbankan seperti BBRI, BBNI dan BMRI. Pasalnya, ekonomi dalam negeri masih bisa bertahan di tengah panasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Baca Juga: Japfa Comfeed (JPFA) bidik pasar Timur Tengah dan China

Mimi Halimin, analis Mirae Asset Sekuritas melihat prospek industri perbankan secara keseluruhan masih netral. Namun, secara spesifik, dia masih menjadikan saham BBRI sebagai salah satu jagoannya. Sebab, bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah turun.

"BBRI paling diuntungkan dengan tren penurunan suku bunga karena memiliki basis kredit mikro yang kuat," tulis Mimi dalam riset 3 Desember.

Hans menambahkan, saham-saham itu juga sudah turun dari awal tahun. Ini membuat price to earning ratio (PER) murah. BBRI misalnya. PER saham ini hanya 15,56 kali. Lebih murah dibanding PER BBCA sebesar 28,27 kali.

Baca Juga: Sepanjang 2019, nilai ekspor Japfa Comfeed (JPFA) tembus Rp 500 miliar



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×