Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tahun ini, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 984 miliar. Selayaknya capex pada umumnya, emiten pelat merah ini bakal mengandalkan kas internal, pinjaman bank, dan tentunya likuiditas di pasar modal sebagai sumber pendanaan capex.
"Kami juga mempertimbangkan rights issue," kata Adji Firmantoro, Direktur Keuangan WIKA, saat kegiatan rilis Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) WIKA periode 2014, (9/1).
Adji masih enggan merinci target rights issue WIKA. Tapi yang jelas, emiten pelat merah ini tidak mungkin hanya mengandalkan kas internal atau pinjaman bank saja sebagai sumber pendanaan capex.
Sebagai gambaran, posisi kas dan setara kas WIKA kuartal III 2013 sebesar Rp 885,52 miliar. Tidak mungkin semua kas internal ini dihabiskan untuk capex. Umumnya, manajemen menggunakan porsi 30% kas internal dan 70% pinjaman bank sebagai capex.
Sementara, jika 70% sumber pendanaan capex murni menggunakan pinjaman bank, tentunya hal ini akan membuat rasio utang atau debt to equity ratio (DER) WIKA meningkat. Padahal, meski masih jauh dari posisi DER maksimum yang secara umum sebanyak 2 kali, tapi DER WIKA sendiri sudah naik menjadi 0,67 kali pada kuartal III 2013 dari sebelumnya sebesar 0,44 kali pada periode Desember 2012.
Namun, pastinya manajemen tidak akan gegabah dalam mengeksekusi rights issue. WIKA pasti akan menunggu momen terbaik di pasar. "Yang jelas, tahun ini kami memang punya rencana rights issue," pungkas Adji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News