Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masih terus berupaya mencari kucuran dana segar. Emiten konstruksi ini berencana menerbitkan obligasi bunga abadi atau perpetual bond di awal tahun depan.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih menyebut perpetual bond yang akan diterbitkan secara bertahap pada Januari 2019. Perpetual bond dengan nilai total Rp 2 triliun ini menawarkan bunga sebesar 10,5% hingga tiga tahun dengan pilihan step up rate. Bunga tersebut dapat dibayarkan setiap tiga bulan kepada masing – masing investor.
“Dana yang diperoleh dari perpetual bond ini akan digunakan oleh perseroan untuk kepentingan pembiayaan investasi dan modal kerja tahun depan,” kata Steve di Jakarta, Jumat (21/12).
Asal tahu saja, perpetual bond merupakan emisi obligasi tanpa waktu jatuh tempo. Tapi, jika selama periode tertentu investor tidak membeli kembali emisinya atau call option, maka bunga akan bertambah sesuai perjanjian.
Steve menjelaskan perpetual bond ini memiliki tingkat bunga dengan kenaikan atau step up 2% dan 5% hingga lima tahun penerbitan. Hal itu berlaku apabila investor tidak mengambil call option untuk meminta pelunasan instrument tersebut.
“Apabila tidak ada call option hingga akhir tahun ketiga masih 10,5 % bunganya, Jika lewat dari akhir tahun ketiga maka bunga akan step up 2% menjadi 12,5% yang dihitung mulai awal tahun keempat,” ujar dia.
Lebih lanjut Steve menjelaskan jika investor tidak mengambil call option hingga dua tahun kedepan maka tingkat bunga akan kembali step up 4,5% menjadi 17%. Tingkat bunga ini kemudian akan diberlakukan hingga seterusnya.
BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan RHB Sekuritas mendapat mandate sebagai joint arrangers untuk perpetual bond Wijaya Karya kali ini. Sedangkan bertindak sebagai agen pemantau adalah Bank CIMB Niaga. Kustodian Efek Indonesia (KSEI) dalam hal ini bertindak sebagai agen pembayar.
Perpetual bond dipilih karena emiten BUMN Karya ini membutuhkan pendanaan yang cepat dibandingkan menunggu laba ditahan atau retained earnings yang harus diakumulasi terlebih dahulu. Selain itu, instrumen ini dipilih untuk menjaga rasio utang karena dana segar yang diterima perusahaan tidak dicatatkan ke saldo utang, melainkan ke ekuitas perusahaan.
Perpetual bond kali ini merupakan bagian dari rencana Wijaya Karya memperkuat ekuitas hingga Rp 63 triliun pada tahun 2023. Total perpetual bond yang akan diterbitkan hingga lima tahun ke depan sebesar Rp 10 triliun.
Wijaya Karya sebelumnya memprediksi ekuitas perusahaan di tahun 2019 bisa mencapai angka Rp 23 triliun. Jauh melonjak dibandingkan ekuitas perusahaan tahun ini yang berada di angka Rp 17 triliun. Prediksi ini didasari oleh rencana kedua anak usahanya yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), yakni PT Wika Realty dan PT Wika Konstruksi Industri.
Untuk tahun depan Wijaya Karya telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 30% dari dana ekuitas perusahaan atau sebesar Rp 20 triliun. Sementara untuk pendapatan dan laba ditargetkan naik 20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News