kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Waspadai sudden revearsal di pasar obligasi


Senin, 08 Agustus 2011 / 12:46 WIB
Waspadai sudden revearsal di pasar obligasi
Hereditary, salah satu rekomendasi film yang menarik ditonton saat Halloween.


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Semakin derasnya dana asing yang masuk ke pasar obligasi domestik, membuat kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) kembali bertambah.

Diambil dari data di Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Negara (DJPU), sampai 4 Agustus lalu, proporsi kepemilikan asing di SBN sebesar Rp 248,42 triliun atau sebanyak 35,54% dari total kepemilikan SBN sebesar Rp 698,99 triliun. Jika dibandingkan akhir Januari lalu, kepemilikan asing sudah naik 27,41% sampai per 4 Agustus dari Rp 194,97 triliun.

Tumpal Sihombing, Corporate Secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memprediksi, aliran dana asing yang masuk akan terus meningkat pada paruh kedua tahun ini. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran investor akan terus memburuknya situasi krisis utang AS dan Eropa yang masih akan terus berlanjut.

Namun, Tumpal juga memperingatkan adanya potensi pembalikan arah dengan pelarian modal (sudden reversal). Sejauh ini, terdapat empat kebijakan antisipasi atau management protocol crisis yang disiapkan oleh pemerintah. "Kebijakan ini bernama Bond Stabilization Framework," jelas Tumpal.

Pertama, pemerintah melakukan operasi pasar untuk buyback obligasi negara dengan menggunakan dana APBN.

Kedua, pemerintah menggunakan dana menganggur (idle cash) yang dikelola Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang bertindak sebagai bendahara negara.

Ketiga, pemerintah bersama BUMN menyiapkan bond stabilization fund, yaitu dengan mengajak perusahaan-perusahaan milik negara menganggarkan dana untuk membantu buyback jika krisis terjadi.

"Dan terakhir pemerintah menggunakan SAL (Saldo Anggaran Lebih) untuk melakukan operasi pasar," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×