kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada Jebakan IPO, Investor Perlu Cermat


Kamis, 19 Januari 2023 / 19:59 WIB
Waspada Jebakan IPO, Investor Perlu Cermat
ILUSTRASI. Karpet merah yang digelar otoritas untuk melancarkan aksi IPO seakan menjadi pisau bermata dua.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Karpet merah yang digelar otoritas untuk melancarkan aksi initial public offering (IPO) seakan menjadi pisau bermata dua. Perusahaan yang memerlukan dana bisa dengan mudah masuk ke pasar modal sementara investor justru bisa kena jebakan IPO. 

Pengamat Pasar Modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat bercerita pada masa lalu, perusahaan yang melakukan IPO memang betul untuk melakukan ekspansi bukan hanya memanfaatkan kesempatan. 

"Dalam beberapa tahun ini dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seakan memudahkan perusahaan untuk IPO. Kuantitas naik, tapi kualitasnya menurun," ucap Teguh kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Harga Penawaran Saham IPO LAJU Rp 100 per Saham, Ada Bonus Waran Untuk Investor

Misalnya tahun lalu ada PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) dan PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV) yang mendarat di bursa saham dengan harga penawaran masing-masing Rp 100 per saham. 

Hingga Kamis (19/1), kedua saham itu ambles meninggalkan level gocap. NANO parkir di level Rp 28 atau anjlok 72% dari harga IPO. Sementara OLIV sudah ambles 68% ke level Rp 32. 

Teranyar ada PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL) yang listing pada 6 Januari 2023. SOUL memasang harga IPO di Rp 130 per saham. Tapi hingga Kamis (19/1), sahamnya bertengger di Rp 47 per saham. 

Baca Juga: Wahai Dividend Hunter, Ini Bocoran Saham-Saham yang Tawarkan Dividen Menarik di 2023

Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Iman Rachman menuturkan dengan rekam jejak yang ada, BEI maupun OJK akan selektif dan terus memantau perusahaan baru. 

Dia bilang pihaknya tidak bisa menghalangi sebuah perusahaan untuk IPO karena BEI punya papan akselerasi yang menjadi wadah untuk perusahaan kecil. Namun harapannya perusahaan itu bisa tumbuh bersama. 

"Harga adalah kesepakatan antara penjualan dan pembeli, tapi harga terbentuk dari kinerja perusahaan. Ini Bursa dan OJK menjaga going concern," tutur dia. 

Baca Juga: Begini Rencana Pengembangan Bursa Efek Indonesia di 2023

Investor Harus Cermat

Di sisi lain, tingkat literasi investor jugalah yang menyebabkan mereka nyangkut. Berdasarkan survei per 2022, OJK mencatatkan tingkat literasi di pasar modal sebesar 4,11%, sedangkan tingkat inklusinya 5,19%. 

Untuk itu, investor publik perlu benar-benar mencermati setiap perusahaan yang akan melantai di BEI. Teguh menyarankan investor harus benar-benar mencermati prospektus perusahaan. 

Apalagi awal tahun ini banyak perusahaan yang antre untuk IPO. Sehingga investor perlu memilih dan memilah perusahaan yang tepat dengan mempelajari prospektus. 

"Tapi dari investornya yang harus cerdas, memilah-milah dan berhati-hati," pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×