kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Begini Rencana Pengembangan Bursa Efek Indonesia di 2023


Jumat, 30 Desember 2022 / 05:35 WIB
Begini Rencana Pengembangan Bursa Efek Indonesia di 2023


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyiapkan sejumlah inovasi di 2023 mendatang, mulai dari Papan Pemantauan Khusus hingga produk single stock futures. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyebut, pihaknya telah menyiapkan indeks dan papan pemantauan khusus yang akan diluncurkan pada tahun depan. 

Adapun Papan Pemantauan Khusus ini akan dibagi menjadi dua tahap, yaitu Hybrid Call Auctiuon di tahap pertama dan Full Call Auction pada tahap kedua. Bursa juga tengah merancang indeks baru yang berbasis syariah dan prinsip environmental, social and governance (ESG), sambil mengembangkan produk exchange traded fund (ETF). 

“Akan meluncurkan indeks-indeks baru terkait ESG terutama untuk ETF,” ujar Iman dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, Kamis (28/12). 

Tak hanya itu, walaupun sudah meluncurkan waran terstruktur, BEI juga akan mengembangkan produk derivatif karena Iman melihat pasar derivatif dalam negeri masih belum signifikan. “Untuk yang derivatif, ada single stock futures yang akan diluncurkan pada kuartal I-2023,” ucap dia. 

Baca Juga: Peraturan Baru Bursa di Tahun Baru

Di 2023 mendatang, BEI juga memproyeksikan rata-rata nilai transaksi harian pada 2023 mencapai Rp 14,75 triliun. Berdasarkan target itu, pendapatan tahun depan mencapai Rp 1,82 triliun.

BEI juga menargetkan pencatatan efek baru pada 2023 sebesar 70 efek baru, yang terdiri dari pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi ETF, dana investasi real estate (DIRE) dan efek beragun aset (EBA).

Hingga 28 Desember 2022, dalam pipeline BEI ada 48 perusahaan yang masih antri untuk melakukan initial public offering (IPO). Namun dalam catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ada 64 perusahaan yang mau IPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×