Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tetap akan melego ruas-ruas jalan tolnya. Namun, skemanya tidak lagi dengan penawaran tender, melainkan menggunakan pendekatan one on one atau penawaran langsung.
Muhammad Choliq, Direktur Utama Waskita, mengatakan, WSKT lebih yakin skema one on one bisa berhasil karena beberapa investor yang semula ikut dalam mekanisme tender masih tetap mengincar tol Waskita dengan mekanisme yang baru.
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) telah menyatakan minat masuk melalui mekanisme baru ini. "Begitu juga dengan Astratel," ujar Choliq, Senin (18/9).
Choliq mengatakan, WSKT tetap akan melego 10 ruas tol. Dana yang diincar mencapai Rp 20 triliun. Namun, untuk tahap pertama, WSKT akan lebih dulu menjual tujuh ruas tol yang merupakan bagian dari Trans Jawa dan akan ditawarkan dalam satu paket (bundling). WSKT setidaknya mengincar dana Rp 10 triliun dari paket ini.
Tujuh ruas itu antara lain Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang dan Batang-Semarang. Lalu ada Solo-Mantingan-Ngawi, Ngawi-Kertosono dan Pasuruan-Probolinggo. Lalu ada tiga proyek lain di luar Trans Jawa, yaitu Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dan Kayu Agung-Palembang-Betung.
Meski divestasi lewat tender menemui jalan buntu, WSKT memastikan arus kas perusahaan tidak terganggu. Awal tahun depan, WSKT memperkirakan bakal mendapat pembayaran proyek sebesar Rp 30 triliun. "Ini mencukupi untuk produksi tahun depan," beber Choliq.
Lalu untuk pendanaan hingga akhir 2017, WSKT baru saja mengantongi pinjaman sindikasi dari Bank Sumitomo yang nilainya Rp 5 triliun. WSKT juga akan memperoleh pendanaan dari penerbitan obligasi. Choliq memastikan, saat ini WSKT masih punya cadangan dana Rp 16 triliun.
Rencana IPO
Tapi, jika divestasi tol ini kembali menemui jalan buntu, WSKT akan menggalang dana dari initial public offering (IPO). Ada dua skema yang disiapkan. Opsi pertama, WSKT akan melepas 40% kepemilikan di Waskita Toll Road ke publik. Opsi kedua adalah IPO bersama anak usaha JSMR, PT Jasamarga Trans Jawa. Keduanya akan lebih dulu membentuk anak usaha baru dan WSKT akan mengambil porsi minoritas.
Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas, mengatakan, pendanaan melalui divestasi akan lebih baik dibandingkan dengan pendanaan melalui IPO.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, ketidakpastian divestasi jalan tol membuat investor khawatir terhadap arus kas WSKT. Tapi, ia yakin fundamental WSKT masih cukup baik.
Dengan demikian, Hans merekomendasikan buy saham WSKT dengan target harga Rp 2.900 per saham. Untuk jangka panjang, Reza juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News