kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waskita Karya (WSKT) targetkan divestasi 6-7 jalan tol tahun ini


Senin, 06 September 2021 / 07:45 WIB
Waskita Karya (WSKT) targetkan divestasi 6-7 jalan tol tahun ini


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) meneruskan divestasi jalan tol sebagai upaya penyehatan keuangan dan mencapai bisnis yang berkelanjutan. WSKT memasang target untuk melepas enam hingga tujuh ruas tol yang dimiliki anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR).

"Waskita menargetkan untuk melepas 6-7 ruas tol yang dimiliki oleh WTR melalui divestasi di tahun 2021," ujar Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya, Ratna Ningrum, saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (5/9).

Ratna mengungkapkan, saat ini beberapa ruas tol yang belum didivestasikan masih dalam tahap konstruksi dan belum beroperasi penuh. Sehingga para investor membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk dapat melakukan kajian dan analisa investasinya.

Hingga sekarang, Waskita telah melaksanakan divestasi atas tiga ruas tol yaitu Tol Medan Kualanamu Tebing Tinggi, Tol Batang Semarang dan Tol Cinere Serpong. Total nilai divestasi yang didapat mencapai Rp 4,3 triliun. 

Sampai dengan akhir tahun 2021, Waskita masih menargetkan divestasi beberapa ruas jalan tol. Salah satunya, ruas jalan tol Cibitung-Cilincing yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (PJBB) pada 21 Juli 2021 dengan PT Akses Pelabuhan Indonesia. Penandatanganan akta jual beli ditargetkan dapat terlaksana pada kuartal IV 2021.

Baca Juga: Capai kesepakatan restrukturisasi utang Rp 29,2 triliun, ini kata bos WSKT

Menurut Ratna, saat ini Waskita dalam tahap diskusi dan negosiasi dengan lebih dari 30 calon investor. Meski belum merinci calon investor mana saja yang dimaksud, yang jelas salah satunya adalah Indonesia Investment Authority (INA).

"Saat ini Waskita dan INA dalam tahap negosiasi dan evaluasi atas potensi divestasi 4 ruas tol, diharapkan prosesnya dapat selesai paling cepat di akhir tahun ini ataupun tahun 2022 mendatang," kata Ratna.

Dia menerangkan, dana yang diterima melalui divestasi akan digunakan untuk memenuhi kewajiban Waskita kepada para kreditur. Selain itu, dana dari divestasi ini juga bakal dipakai sebagai tambahan modal kerja. 

Sebagai informasi, Waskita memiliki delapan program penyehatan keuangan. Yakni divestasi aset, restrukturisasi Waskita induk, restrukturisasi anak usaha, penyelesaian ruas tol khusus, restrukturisasi bisnis, penerapan tata kelola dan manajemen risiko, serta pengajuan dukungan kepada pemerintah dalam bentuk penjaminan pinjaman dan surat utang.

"Adapun implementasi dari progam tersebut mulai tercermin pada kinerja Waskita Karya yang positif di semester I-2021," ujar Ratna. 

Hingga saat ini, 41% dari proyek berjalan Waskita merupakan proyek infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, jalan dan jembatan. Ke depannya, Waskita akan berfokus pada proyek eksternal seperti proyek dari pemerintah dan BUMN dengan skema progress payment, yang mana proyek dengan skema progress payment tersebut dapat mengurangi risiko likuiditas Waskita.

"Diharapkan melalui program penyehatan keuangan yang saat ini sedang dijalankan, Waskita dapat memperkuat struktur keuangan dan going concern Waskita sehingga dapat mencatatkan kinerja perusahaan yang positif di masa mendatang," imbuh Ratna.

Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, sepanjang semester I-2021 WSKT berhasil membalikkan kinerja. WSKT mencetak laba periode berjalan sebesar Rp 33,43 miliar, dibandingkan rugi Rp 1,32 triliun yang diderita WSKT pada Semester I-2020.

WSKT pun meraih laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 41,02 miliar pada enam bulan pertama 2021. Kinerja yang lebih baik dibandingkan kerugian yang dialami pada semester I-2020, senilai Rp 1,09 triliun.

Mengutip keterangan sebelumnya, Presiden Direktur Waskita Karya Destiawan Soewardjono menyampaikan, perbaikan kinerja tersebut merupakan hasil dari strategi bisnis yang komprehensif. Pencapaian laba bersih itu juga didukung oleh keuntungan dari divestasi tol pada triwulan II.

“Sebagai pengembang jalan tol dengan model bisnis recycling asset, kami tidak hanya dapat membangun jalan tol baru yang bermanfaat bagi masyarakat, tapi juga mampu mencatatkan laba melalui pelepasan saham badan usaha jalan tol (BUJT),” terang Destiawan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/8) silam.

Hingga 30 Juni 2021, Waskita meraih nilai kontrak baru sebesar Rp 3,1 triliun. Sekitar 65% dari kontrak baru tersebut berasal dari proyek pemerintah dan BUMN, sementara sisanya berasal dari proyek swasta dan pengembangan bisnis.

Beberapa kontrak yang dimenangkan Waskita antara lain kontrak pembangunan Masjid Sheikh Zayed Solo, pembangunan Pasar Baru Trade Center Bandung, Pembangunan Kampus UIII tahap III, dan penataan Kawasan Pura Besakih.

Pada semester II, Waskita akan fokus meningkatkan produktivitas operasional dengan beberapa strategi utama seperti perolehan tambahan modal kerja dengan pinjaman yang dijamin Pemerintah, refocusing sumber daya alat dan manusia, serta memperkuat implementasi digitalisasi di seluruh proses bisnis.

“Kami menargetkan akselerasi progress seluruh proyek eksisting di kuartal III dan IV. Tidak hanya untuk mengejar target pendapatan, tapi kami juga menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh para klien,” ujar Destiawan.

Selanjutnya: Kontrak baru, Waskita Karya (WSKT) garap proyek Bendungan Mbay senilai Rp 700 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×