Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) melakukan pencatatan Obligasi Wajib Konversi (OWK) di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp 1,85 triliun pada Rabu (13/12).
President Director WSBP FX Purbayu Ratsunu mengatakan, pihaknya telah mendapatkan persetujuan untuk melakukan restrukturisasi atas Obligasi Berkelanjutan I Waskita Beton Precast Tahap I Tahun 2019 dan Obligasi Berkelanjutan I Waskita Beton Precast Tahap II Tahun 2019 melalui perjanjian perdamaian yang telah dihomologasi.
Merujuk pada hal tersebut, WSBP pun telah menerbitkan dan melakukan distribusi atas Obligasi Wajib Konversi Waskita Beton Precast I Tahun 2023 dan Obligasi Wajib Konversi Waskita Beton Precast II Tahun 2023 pada tanggal 12 Desember 2023.
“WSBP telah melakukan pencatatan atas Obligasi Wajib Konversi Waskita Beton Precast I Tahun 2023 dan Obligasi Wajib Konversi Waskita Beton Precast II Tahun 2023 di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Desember 2023,” ujarnya dalam keterbukaan informasi dilansir Rabu (20/12).
Baca Juga: Waskita Beton Precast (WSBP) Kantongi Kontrak Baru IKN Rp 22,14 M di Kuartal IV-2023
Kata Purbayu, OWK Waskita Beton Precast I Tahun 2023 memiliki nilai pokok yang diterbitkan Rp 457,6 miliar dengan bunga 0% (zero coupon).
Tenor OWK Waskita Beton Precast I Tahun 2023 selama 10 Tahun, dengan tanggal jatuh tempo OWK dan konversi saham tambahan pada 12 Desember 2033
“ Hasil peringkat adalah idB (Single B),” ungkapnya.
Sementara, OWK Waskita Beton Precast II Tahun 2023 memiliki nilai pokok yang diterbitkan sebesar Rp 1,39 triliun, dengan bunga 0% (zero coupon).
Tenor OWK Waskita Beton Precast II Tahun 2023 selama 10 Tahun dengan tanggal jatuh tempo OWK dan konversi saham tambahan pada 12 Desember 2033.
Hasil peringkat OWK Waskita Beton Precast II Tahun 2023 juga idB (Single B).
Bursa Efek Indonesia (BEI) juga telah menyetujui pra-pencatatan saham tambahan yang berasal dari konversi atas OWK melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
Purbayu bilang, jumlah saham yang diterbitkan sebanyak 36.425.308.425 saham seri C atas konversi OWK dengan total nilai pokok OWK sebesar Rp 1.850.769.921.111, yang terdiri dari dua surat utang.
Pertama, nilai pokok Obligasi Wajib Konversi Waskita Beton Precast I Tahun 2023 sebesar Rp 457.614.726.667. Kedua, nilai pokok Obligasi Wajib Konversi Waskita Beton Precast II Tahun 2023 sebesar Rp 1.393.155.194.444.
“Nilai nominal saham Seri C yang akan diterbitkan sebesar Rp 50 dengan harga konversi Rp 50,81. Tanggal pelaksanaan konversi pada 12 Desember 2033,” sebut Purbayu.
Dihubungi secara langsung oleh Kontan, Vice President of Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto memaparkan, pada tahun 2024 ditargetkan penyelesaian konversi utang kreditur lain menjadi OWK dan konversi utang vendor menjadi saham tahap kedua.
Hal ini merupakan upaya WSBP dalam melakukan restrukturisasi utang. Sebelumnya, telah disampaikan bahwa hingga akhir tahun 2023, WSBP telah berhasil menyelesaikan 90% dari implementasi perjanjian perdamaian atas restrukturisasi utang.
Baca Juga: Implementasi Restrukturisasi Waskita Beton Precast (WSBP) Sudah Capai 90%
WSBP juga akan melaksanakan sejumlah strategi perbaikan kinerja di tahun 2024. Pertama, melakukan diversifikasi pasar dan pelanggan guna memitigasi risiko tahun politik bagi perusahaan.
Kedua, memfokuskan pada pelaksanaan program transformasi bisnis. Ketiga, mengerjakan proyek-proyek, di mana pemberi proyek memiliki fundamental keuangan.
Keempat, dalam jangka panjang, WSBP akan memaksimalkan seluruh lini bisnis terintegrasi untuk mendukung misi WSBP menjadi one stop solution for customer.
Kelima, mengoptimalkan jasa sewa dan perbaikan alat berat dari Workshop Cikopo.
“WSBP fokus pada perbaikan kinerja operasional dan penguatan fundamental keuangan,” ungkapnya kepada Kontan, Rabu (20/12).
Ke depannya, WSBP mengaku optimistis dan melihat peluang pasar infrastruktur dan konstruksi secara umum masih sangat potensial.
Menurut Fandy, pasar infrastruktur masih didorong oleh penyelesaian proyek strategis nasional, seperti pembangunan jalan tol dan kawasan bendungan, serta penyelesaian IKN.
Sektor oil & gas juga menunjukan peluang besar untuk perusahaan konstruksi dan manufaktur beton.
“Namun, ada tantangan di tahun 2024, yaitu tahun politik yang menyebabkan potensi proyek bersifat jangka pendek,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News