kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.829   -89,00   -0,57%
  • IDX 7.462   -30,39   -0,41%
  • KOMPAS100 1.155   -4,60   -0,40%
  • LQ45 914   -6,43   -0,70%
  • ISSI 227   0,61   0,27%
  • IDX30 470   -4,56   -0,96%
  • IDXHIDIV20 567   -5,69   -0,99%
  • IDX80 132   -0,48   -0,36%
  • IDXV30 141   0,34   0,24%
  • IDXQ30 157   -1,24   -0,78%

Wall Street tumbang karena Eropa masih bergulat dengan krisis


Kamis, 15 Desember 2011 / 06:16 WIB
Wall Street tumbang karena Eropa masih bergulat dengan krisis
ILUSTRASI. Beasiswa Mitsui Bussan untuk jenjang S1 di Jepang, berikut informasinya.


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

NEW YORK. Pasar saham Amerika Serikat (AS) bertumbangan. Indeks Standard & Poor's 500 pun terseret ke level lebih rendah lagi dalam tiga hari berturut-turut. Masalah pendanaan di Eropa yang tak kunjung tuntas, memicu kekhawatiran kawasan ini masih harus bergulat mengatasi krisis.

Indeks S&P 500 merosot 1,1% ke posisi 1.211,82 pada pukul 4 sore waktu New York. Dalam tiga hari terakhir, indeks acuan saham AS ini sudah tergerus 3,5%. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average juga jatuh 1,1% ke 11.823,48, dan Nasdaq Composite Index tumbang 1,6% ke level 2.539,31.

Koreksi di bursa Wall Street mengekor kejatuhan di pasar global. Sentimen negatif investor dipicu yield obligasi Italia bertenor lima tahun yang naik ke level terbesar dalam 14 tahun, dan credit default swap negara Eropa mendekati rekor. Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan tidak ada solusi yang mudah untuk mengatasi krisis di zona Euro.

Sementara itu, menurut anggota parlemen AS, Ketua Federal Reserve Ben S. Bernanke telah menyatakan tidak berencana memberi bantuan kepada bank-bank Eropa di tengah krisis. Disebutkan pula, krisis Eropa yang memburuk dapat membahayakan ekonomi AS.

Kemarin, The Fed juga memutuskan untuk mempertahankan pertumbuhan AS, bahkan di saat ekonomi global melambat. Hal ini memicu kekecewaan investor yang mengharapkan adanya putaran ketiga pembelian obligasi, guna menggenjot pertumbuhan.

John Carey, manajer ekuitas dari Pioneer Investments menyebut, apa yang terjadi sangat membuat pasar frustasi. "Yang ada hanya sensitivitas berlebih terhadap kabar-kabar yang keluar dari Eropa. Ini dipandang sebagai sinyal untuk melakukan aksi jual," ujarnya, di Boston.

"Dan investor mulai melihat kekhawatiran krisis di Eropa akan berdampak pada pendapatan perusahaan di AS," imbuh Mike Ryan, chief investment strategist dari UBS Wealth Management Americas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×