Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pasar saham Amerika Serikat (AS) kembali dibayangi ketidakpastian setelah pengadilan banding federal memutuskan sebagian besar tarif besar-besaran yang diberlakukan Presiden Donald Trump ilegal.
Putusan yang diumumkan Selasa (2/9/2025) waktu setempat itu dikeluarkan sehari setelah libur Hari Buruh.
Meski dinyatakan ilegal, pengadilan mengizinkan tarif tetap berlaku hingga 14 Oktober untuk memberi waktu bagi pemerintahan Trump mengajukan banding ke Mahkamah Agung.
Baca Juga: Wall Street Anjlok Imbas Kekhawatiran Tarif, Bank Besar Memulai Rilis Laporan Kinerja
Kondisi ini membuat investor memilih bersikap hati-hati, mengingat kasus tersebut hampir pasti akan berlanjut ke tingkat pengadilan tertinggi.
“Banyak pertanyaan, tidak banyak jawaban. Apa artinya dalam waktu dekat masih harus dilihat. Bagaimana reaksi mitra dagang kami terhadap hal itu? Seberapa cepat ini akan dibahas di Mahkamah Agung?” ujar Jim Baird, Kepala Investasi Plante Moran Financial Advisors.
Ketidakpastian terkait tarif menambah daftar keresahan pasar, mulai dari independensi Federal Reserve hingga meningkatnya risiko stagflasi di AS.
Baca Juga: Wall Street Anjlok Imbas Masalah Tarif, Saham FedEx Merosot Pasca Proyeksi yang Suram
Pada perdagangan Selasa, indeks utama Wall Street turun sekitar 1%, sementara imbal hasil obligasi Treasury jangka panjang melonjak akibat kekhawatiran fiskal.
Sebelumnya, tarif tinggi Trump terhadap sejumlah mitra dagang telah memicu volatilitas pasar pada awal April. Namun, panduan kebijakan tarif yang lebih jelas serta harapan penurunan suku bunga membantu mengembalikan saham ke level tertinggi.
Menteri Keuangan Scott Bessent menegaskan, pemerintah optimistis Mahkamah Agung akan mendukung penggunaan wewenang darurat Trump untuk mengenakan tarif.
Meski demikian, ia menyatakan telah menyiapkan rencana cadangan jika putusan tidak berpihak pada pemerintah.
Baca Juga: Wall Street Anjlok, Imbas Trump Menetapkan Tarif Dagang 25% untuk Meksiko dan Kanada
“Tarif merupakan keyakinan inti pemerintahan saat ini. Masuk akal untuk berasumsi bahwa tarif, dengan satu atau lain cara, kemungkinan besar tetap akan menjadi bagian dari latar belakang pasar ekuitas AS di masa mendatang,” kata Lori Calvasina, Kepala Strategi Ekuitas AS RBC, dalam sebuah catatan riset.
Selanjutnya: Gejolak Fiskal Tekan Pasar Saham Global, Imbal Hasil Obligasi Eropa Sentuh Rekor Baru
Menarik Dibaca: 5 Aturan Emas Warren Buffett untuk Menghindari Jebakan Keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News