kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,58   6,98   0.70%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street tertekan Boeing, Johnson & Johnson, dan ekonomi China


Sabtu, 19 Oktober 2019 / 05:30 WIB
Wall Street tertekan Boeing, Johnson & Johnson, dan ekonomi China
ILUSTRASI. A man walks through the rain on Wall St. outside the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., October 9, 2019. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun pada perdagangan terakhir pekan ini. Kabar buruk dari Johnson & Johnson dan Boeing serta data ekonomi China yang memburuk jadi pemberat pasar saham di akhir pekan.

Jumat (18/10), Dow Jones Industrial Average turun 0,95% ke 26.770,20. Indeks S&P 500 turun 0,39% ke 2.986,20. Nasdaq Composite melemah 0,83% ke 8.089,54.

Meski ketiga indeks utama ini turun di hari terakhir, Nasdaq dan S&P masih mencatat kenaikan mingguan. Dow Jones hanya turun tipis jika dibanding dengan pekan lalu.

Baca Juga: Bergerak volatile, Wall Street di tengah laporan pendapatan dan ekonomi China

Kemarin, harga saham Boeing turun 6,8% setelah Reuters melaporkan bahwa pesan singkat antara dua pegawai produsen pesawat ini menunjukkan bahwa Boeing menyesatkan Federal Aviation Administration (FAA) tentang keamanan pesawat 737 MAX yang masih dikandangkan hingga saat ini. Sedangkan harga saham Johnson & Johnson turun 6,2% setelah pengumuman penarikan 33.000 bedak bayi di Amerika Serikat (AS) setelah regulator menemukan adanya asbes dalam sampel.

Tekanan pasar saham juga berasal dari China yang melaporkan pertumbuhan ekonomi 6% di kuartal ketiga. Ini adalah level pertumbuhan terendah dalam hampir 30 tahun terakhir. International Monetary Fund pun menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global untuk kelima kalinya, menjadi 3% tahun ini.

Baca Juga: Politik Tetap Stabil, IHSG Hari Ini Melanjutkan Penguatan Enam Hari Berturut-turut

"Tidak dipertanyakan lagi bahwa ekonomi melambat," kata Peter Cardillo, chief market economist Spartan Capital Securities kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa pelemahan pasar terjadi karena sentimen negatif Boeing, Johnson & Johnson, dan China. Sementara sentimen laba emiten masih cenderung positif.

Menurut data Refinitiv, 83,6% dari 73 emiten S&P 500 yang telah merilis laporan keuangan mencatat laba lebih tinggi daripada estimasi rata-rata. Namun, analis memperkirakan bahwa laba kuartal ketiga seluruh penghuni S&P 500 akan turun 3,1% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×