kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street terjun di awal pekan akibat kekhawatiran lockdown lanjutan


Senin, 21 September 2020 / 21:14 WIB
Wall Street terjun di awal pekan akibat kekhawatiran lockdown lanjutan
ILUSTRASI. Wall Street terjun bebas di awal perdagangan pekan ini.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street terjun bebas di awal perdagangan pekan ini. Bursa saham turun akibat kekhawatiran lockdown baru dan ketidakmampuan Kongres Amerika Serikat (AS) menyetujui stimulus fiskal.

Senin (21/9) pukul 9.02 WIB, Dow Jones Industrial Average melorot 2,01% ke 27.102. Indeks S&P 500 melemah 1,72% ke 3.261. Sedangkan Nasdaq Composite tergerus 1,45% ke 10.633.

Saham-saham maskapai, hotel, dan perusahaan kapal pesiar memimpin pelemahan di hari ini. Penurunan saham-saham ini mengekor bursa Eropa dan sinyal bahwa Inggris berpotensi menerapkan lockdown nasional.

Pembatasan bisnis kedua akan mengancam pemulihan ekonomi secara luas. Analis memperkirakan hal ini akan memicu kaburnya dana dari pasar saham.

Baca Juga: Belum ada sentimen kuat domestik, IHSG diprediksi melemah terbatas pada Selasa (22/9)

Lockdown pertama Maret lalu menyebabkan S&P terjun dan mencatat penurunan bulanan paling dalam sejak krisis finansial global. Indeks saham acuan ini sudah pulih akibat stimulus besar-besaran. Tapi, kenaikan bulanan sejak April berpeluang tertahan pada bulan ini. Investor telah melepas saham-saham teknologi dalam beberapa pekan. 

Rick Meckler, partner Cherry Lane Investments mengatakan bahwa investor berada dalam tipe trading berdasarkan momentum dalam beberapa pekan. "Ketika pasar naik, alasan terbesar adalah orang-orang ini masuk sebelum naik lebih tinggi. Ketika berbalik arah saat ini orang-orang menjadi gugup sehingga kenaikan yang luar biasa tahun ini akan kembali ke awal," kata Meckler kepada Reuters.

Thomas Mantione, managing director UBS Private Wealth Management mengatakan bahwa meninggalnya Hakim Agung AS Ruth Bader Ginsburg juga menurunkan peluang paket stimulus fiskal lebih lanjut untuk menopang ekonomi AS dari resesi dalam. "Sekarang Anda memasukkan faktor negosiasi lain dalam respons kebijakan stimulus fiskal yang menyebabkan semakin kecil kemungkinan stimulus lolos sebelum pemilihan November," kata Mantione.

Kongres AS berminggu-minggu gagal mencapai kesepakatan atas besaran dan bentuk stimulus fiskal ini.

Baca Juga: IHSG berpotensi turun lagi pada Selasa (22/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×