kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,87   8,42   0.91%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street: S&P 500, Dow Naik Setelah Data Inflasi, Nasdaq Terseret Isu Suku Bunga


Rabu, 11 Mei 2022 / 22:17 WIB
Wall Street: S&P 500, Dow Naik Setelah Data Inflasi, Nasdaq Terseret Isu Suku Bunga
ILUSTRASI. Wall Street


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks S&P 500 dan Dow naik di tengah perdagangan berombak pada hari Rabu (11/5), ditopang kenaikan saham bank dan energi. Sementara, Nasdaq yang padat teknologi berada di bawah tekanan setelah data inflasi memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif.

Melansir Reuters, pada pukul 10:14 ET, Dow Jones Industrial Average naik 232,89 poin atau 0,72% pada 32.393,63, S&P 500 naik 21,84 poin atau 0,55% pada 4.022,89, dan Nasdaq Composite turun 15,61 poin, atau 0,13 % pada 11.722,06.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P menguat pada perdagangan pagi waktu setempat. Sektor energi naik 3,4% karena harga minyak melonjak lebih dari 4% didukung oleh kekhawatiran pasokan.

Baca Juga: Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq Sukses Menguat, Dow Jones Tergelincir

Sektor finansial bertambah 1,1% dan bank naik 1,5%, mengikuti benchmark imbal hasil US Treasury 10-tahun yang naik kembali di atas 3%.

Namun, prospek kenaikan suku bunga melemahkan saham-saham megacap seperti Amazon.com, Microsoft Corp, Apple Inc, Meta Platforms dan Tesla Inc, yang turun antara 0,2% dan 0,8%.

Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan indeks harga konsumen naik 0,3% bulan lalu, kenaikan terkecil sejak Agustus, tetapi masih di atas perkiraan ekonom kenaikan 0,2%.

Kenaikan inflasi bulanan jauh lebih kecil dibandingkan dengan lonjakan 1,2% pada bulan Maret, kenaikan terbesar sejak September 2005, tetapi para pedagang masih memperkirakan peluang 77% dari kenaikan 75 basis poin bulan depan.

"Data menggarisbawahi bahwa inflasi dan kenaikan harga kemungkinan belum mencapai puncaknya," kata Greg Bassuk, kepala eksekutif AXS Investments di Port Chester, New York.

"Dengan kekhawatiran rantai pasokan dan kebijakan Federal Reserve yang berpotensi lebih agresif, kemungkinan tidak hanya Amerika Serikat (AS) tetapi resesi global pasti akan sangat membebani pasar."

Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah, Begini Proyeksinya untuk Perdagangan Kamis (12/5)

Sementara itu, perang di Ukraina ditambah dengan penguncian virus corona terbaru di China telah memperdalam kekhawatiran investor tentang goyahnya pertumbuhan ekonomi global.

Asal tahu, Nasdaq bertahan di dekat level terendah 18-bulan pada awal pekan ini karena investor membuang saham berbasis pertumbuhan megacap di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga.

Saham Coinbase Global Inc turun 22,1% setelah pendapatan kuartal pertama meleset dari perkiraan di tengah gejolak di pasar global yang telah membatasi selera investor terhadap aset berisiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×