kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street menguat, saham Boeing menyokong Dow dan S&P 500


Rabu, 29 September 2021 / 21:40 WIB
Wall Street menguat, saham Boeing menyokong Dow dan S&P 500
ILUSTRASI. Sejumlah sentimen negatif seperti pagu utang AS, tapering, dan potensi kenaikan pajak membatasi kenaikan Wall Street.


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat di awal perdagangan Rabu (29/9). Pada pukul 21.24 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,57% ke 34.496. Indeks S&P 500 naik 0,54% ke 4.376. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,86% ke 14.671.

Boeing memimpin indeks saham AS lebih tinggi pada hari Rabu setelah kekhawatiran tentang inflasi dan kenaikan imbal hasil Treasury memicu salah satu aksi jual terburuk Wall Street tahun ini. Lonjakan 4,4% saham Boeing Co juga mengangkat blue-chip Dow dan benchmark S&P 500.

Sepuluh dari 11 sektor S&P utama naik di awal perdagangan. Sektor teknologi dan layanan komunikasi di antara yang naik tertinggi.

Saham energi berkinerja terburuk karena reli harga minyak mentah mereda. Namun, sektor ini telah naik 3% sejak awal pekan dan berada di jalur untuk kinerja bulanan terbaik sejak Februari.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) melunasi dua utang obligasi dengan dana obligasi baru

Saham kelas berat Amazon.com Inc, Facebook Inc, Microsoft Corp, Apple dan induk Google Alphabet Inc naik sedikit di awal perdagangan. Saham-saham berkapitalisasi mega ini sudah anjlok pada perdagangan kemarin.

Boeing mengatakan, uji terbang 737 MAX untuk regulator penerbangan China bulan lalu berhasil. Produsen pesawat ini berharap larangan terbang selama dua tahun akan dicabut tahun ini.

Saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga mendapat dorongan karena imbal hasil US Treasury 10 tahun turun setelah melonjak 20 basis poin. Sebelumnya, Federal Reserve mengirim sinyal untuk memperketat kebijakan moneter dalam beberapa bulan ke depan.

"Semuanya bermuara pada perubahan imbal hasil 10-tahun. Alasan Anda melihat sedikit kenaikan hari ini adalah karena tidak langsung naik, butuh sedikit jeda dan pasar menyukainya, " kata Thomas Hayes, anggota pengelola di Great Hill Capital LLC di New York kepada Reuters.

Hayes menambahkan bahwa satu-satunya pilihan saat ini adalah saham hingga imbal hasil tersebut meningkat secara material dan investor dapat memperoleh sesuatu dalam pendapatan tetap. "Tidak ada yang dapat bersaing dengan ekuitas dan itulah mengapa Anda melihat setiap penurunan 3% hingga 5% terjadi aksi beli," kata dia.

Baca Juga: IHSG diramal menguat terbatas pada perdagangan Kamis (30/9)

Indeks S&P 500 menuju penurunan bulanan pertama setelah naik tujuh bulan beruntun. Kekhawatiran tentang default China Evergrande, potensi pajak perusahaan yang lebih tinggi, dan pengurangan stimulus moneter yang lebih cepat dari perkiraan oleh Fed mengaburkan sentimen investor di bulan-bulan yang biasanya lemah.

Senat AS dari Partai Republik memblokir tawaran dari Partai Demokrat untuk mencegah default kredit AS yang berpotensi melumpuhkan di hari kedua pembicaraan berturut-turut. Ketegangan partisan bisa mengguncang ekonomi yang pulih dari pandemi COVID-19.

Kepala Eksekutif JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon memperingatkan bahwa default AS akan menjadi peristiwa yang berpotensi bencana.

Baca Juga: Ada crossing 25% saham Victoria Care (VICI) dengan pembeli asing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×