kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Menguat Meski Yield US Treasury Makin Tinggi


Selasa, 19 April 2022 / 21:07 WIB
Wall Street Menguat Meski Yield US Treasury Makin Tinggi
ILUSTRASI. Wall Street menguat di awal perdagangan Selasa (19/3) di tengah kenaikan imbal hasil US Treasury acuan tenor 10 tahun.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat di awal perdagangan Selasa (19/3) di tengah kenaikan imbal hasil US Treasury acuan tenor 10 tahun.

Pada pukul 21.00 WIB, Dow Jones Industrial Average naik 0,91% ke 34.728. Indeks S&P 500 menguat 0,39% ke 4.409. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,74% ke 13.341.

Yield surat utang acuan Amerika Serikat (AS) naik di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif. Sementara investor menunggu lebih banyak laporan kinerja emiten kuartal pertama untuk menilai dampak inflasi dan perang Ukraina terhadap keuntungan perusahaan.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Masih Akan Melemah Pada Rabu (20/4)

James Bullard, Presiden Federal Reserve St Louis pada hari Senin menegaskan perlunya kenaikan suku bunga menjadi 3,5% pada akhir tahun untuk memperlambat inflasi yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun. Dia juga mengatakan dia tidak mengesampingkan potensi kenaikan suku bunga 75 basis poin.

Saham perusahaan megacap yang sensitif terhadap suku bunga termasuk Microsoft Corp dan Apple Inc sedikit turun dalam perdagangan premarket karena imbal hasil Treasury AS 30-tahun naik menjadi 3% untuk pertama kalinya sejak awal 2019. Imbal hasil 10-tahun, tolok ukur untuk biaya pinjaman global, naik ke level tertinggi baru di 2,909%, tertinggi sejak akhir 2018.

"Ketika Anda memikirkan apa yang paling terpukul saat suku bunga bergerak lebih tinggi tahun ini, penurunan telah terjadi pada rata-rata saham Nasdaq Composite. Saya pikir pasar sudah mengasumsikan imbal hasil 3% pada 10 tahun," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York seperti dikutip Reuters. Dia menambahkan, musim rilis kinerja emiten juga menjadi perhatian pasar.

Baca Juga: Melorot 1,05%, IHSG Diproyeksi Masih Akan Tertekan Besok

Setelah pulih pada bulan Maret dari aksi jual yang didorong oleh perang Ukraina, saham AS kembali mendapat tekanan bulan ini karena prospek suku bunga yang lebih tinggi membebani saham pertumbuhan dan teknologi. Indeks pertumbuhan S&P 500 telah turun sekitar 14% sepanjang tahun ini, sementara nilainya turun hanya 0,9%.

Johnson & Johnson tergelincir 0,7% setelah menangguhkan perkiraan penjualan untuk vaksin Covid-19 karena surplus pasokan global dan ketidakpastian permintaan.

Baru 38 perusahaan di indeks S&P 500 yang melaporkan pendapatan kuartal pertama sejauh ini. Menurut data Refintiv, sekitar 78,9% di antaranya melaporkan laba yang lebih tinggi ketimbang perkiraan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×