kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Wall Street menguat meski laba emiten diramal turun


Selasa, 14 April 2020 / 21:27 WIB
Wall Street menguat meski laba emiten diramal turun


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat di awal perdagangan hari ini. Selasa (14/4) pukul 21.14 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 2,59% ke 23.997. Indeks S&P 500 naik 2,68% ke 2.835. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 3,12% ke 8.448.

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mencatat penurunan harga impor sebesar 2,3% pada bulan lalu. Ini adalah penurunan terbesar sejak Januari 2015. Departemen Tenaga Kerja merevisi harga impor bulan Februari dengan penurunan 0,7%. Harga impor ini tidak termasuk bea masuk yang sebelumnya dilaporkan turun 0,5% pada bulan Februari. 

Dalam 12 bulan hingga Maret, harga impor merosot 4,1%. Ini adalah penurunan tahunan terbesar sejak Juni 2016.

Baca Juga: Dana kelolaan reksadana saham dan pasar uang jatuh paling dalam

Bursa saham AS terdongkrak oleh dimulainya rilis kinerja kuartal pertama. Laba JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo & co merosot di kuartal pertama. Kedua bank menyisihkan miliaran dolar AS untuk menutup potensi kerugian kredit akibat pandemi corona. Tapi, harga saham kedua emiten sektor keuangan ini naik masing-masing 1,3% dan 1,5% pada pra-pembukaan setelah turun 29% dan 41% sejak awal tahun.

Sementara itu, Johnson & Johnson memangkas prediksi laba. Tapi, harga saham perusahaan ini justru naik 3,5%, ditopang oleh pembagian dividen kuartalan. 

Baca Juga: IHSG menguat 1,79% disulut keputusan suku bunga Bank Indonesia

Analis memperkirakan laba emiten kuartal pertama akan turun 10,2% dan turun 22,4% di kuartal kedua. Ini merupakan estimasi IBES dari Refinitiv. "Seharusnya tidak mengherankan bahwa laba akan tertekan di tahun ini," kata Fiona O'Neill, deputy head of equities research Fidelity International kepada Reuters.

O'Neill mengatakan bahwa pasar seharusnya lebih fokus pada laba 2021 dan setelah itu untuk melihat perusahaan-perusahaan mana yang menjadi pemenang setelah krisis corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×