Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street menguat pada akhir perdagangan Jumat (4/6) dipimpin oleh kenaikan saham teknologi, setelah laporan pekerjaan bulanan AS yang hangat meredakan kekhawatiran investor bahwa Federal Reserve mungkin akan segera mengendalikan stimulus moneter.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 179,35 poin atau 0,52% ke 34.756,39, S&P 500 naik 37,04 poin atau 0,88% ke 4.229,89 dan Nasdaq Composite naik 199,98 poin atau 1,47% ke 13.814,49.
Total volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 9,9 miliar saham dengan rata-rata 10,7 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Ketiga indeks utama naik dalam sepekan ini, dengan Nasdaq membukukan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.
Sektor teknologi kelas berat S&P 500 mencatat kinerja terbaik pada Jumat dengan kenaikan 1,9%, karena yield US Treasury jatuh.
Baca Juga: Wall Street menghijau setekah sajian data pekerjaan menenangkan kekhawatiran inflasi
Pengusaha AS meningkatkan perekrutan pada Mei dan menaikkan upah saat mereka bersaing untuk mendapatkan pekerja. Tetapi peningkatan nonfarm payrolls dari 559.000 pekerjaan berada di bawah perkiraan ekonom yang disurvei Reuters yang memperkirakan sebesar 650.000 pekerjaan.
Investor khawatir bahwa laporan pekerjaan yang kuat yang menunjukkan kenaikan inflasi dapat mendorong The Fed untuk menarik kembali stimulus yang diberlakukan selama pandemi.
"Itu menjaga tekanan dari The Fed dan akan memungkinkan mereka untuk mempertahankan kebijakan suku bunga rendah mereka lebih lama dan mengambil lebih banyak sikap menunggu dan melihat," kata Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Capital Management seperti dikutip Reuters.
"Peluang untuk mempertahankan suku bunga rendah adalah kabar baik bagi para pengambil risiko."
Saham teknologi dan saham pertumbuhan lainnya dipandang sangat rentan jika inflasi menaikkan imbal hasil obligasi dan lebih banyak mendiskon nilai arus kas masa depan.
Indeks pertumbuhan Russell 1000 naik 1,4% terhadap kenaikan 0,4% untuk indeks nilai rekanan Russell, karena sektor keuangan, kelompok nilai utama, tertinggal, naik hanya 0,2%.
"Ini hanya perdagangan risk-on karena pasar percaya suku bunga akan tetap lebih rendah lebih lama," kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth.
Pekan depan, investor akan mencermati Washington untuk petunjuk apakah reli besar-besaran di saham perusahaan yang akan mendapat manfaat dari rencana infrastruktur senilai US$ 1,7 triliun yang diusulkan Presiden Joe Biden memiliki lebih banyak ruang untuk dijalankan.
Selanjutnya: Wall Street menguat usai data tenaga kerja AS tenangkan kekhawatiran inflasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News