Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks utama di Wall Street bergerak di zona hijau pada perdagangan Jumat (25/10). Didorong oleh penurunan yield US Treasury yang sebelumnya menyentuh level tertinggi pekan ini, sehingga mengurangi tekanan pada saham-saham megacap.
Para investor juga menantikan laporan keuangan kuartalan dari beberapa perusahaan terbesar di Wall Street minggu depan.
Melansir Reuters, pukul 09.52 waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 167,26 poin atau 0,39% ke 42.541,62, indeks S&P 500 naik 39,11 poin atau 0,67% ke 5.848,97, dan Nasdaq Composite menguat 208,46 poin atau 1,13% ke 18.623,95.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Naik Jumat (25/10), Seiring Penurunan Imbal Hasil US Treasury
Indeks Russell 2000, yang melacak saham berkapitalisasi kecil dan sensitif terhadap ekonomi, naik 0,5%.
Meski demikian, S&P 500 dan Dow Jones tampak akan mengakhiri tren kenaikan enam minggu berturut-turut, karena kenaikan yield yang pesat telah mengganggu pasar saham.
Sementara ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed berkurang di tengah prospek ekonomi yang semakin kuat.
Asal tahu, yield pada US Treasury bertenor 10 tahun turun menjadi 4,19% setelah sebelumnya mencapai 4,26% di awal minggu ini.
Kelompok saham yang dikenal sebagai "Magnificent Seven" dan sensitif terhadap suku bunga, termasuk di antaranya Meta Platforms, Amazon.com, dan Nvidia, mengalami kenaikan pada perdagangan awal. Saham Meta naik 1,1%, Amazon menguat 1,5%, sementara Nvidia bertambah 1,2%.
Baca Juga: Prospek Harga Logam Industri Tertekan, Ini Penyebabnya
Saham Tesla melonjak 3,1%, melanjutkan kenaikan sebesar 22% pada sesi sebelumnya karena optimisme investor terhadap proyeksi penjualan kuat produsen mobil listrik tersebut.
Hal ini turut mendorong indeks acuan mencatat kenaikan harian pertama dalam sepekan.
Saham Apple, yang sempat turun pada sesi prapasar, berbalik arah dan naik 0,5%.
“Kenaikan yield saat ini tertahan untuk sementara, sehingga memberi peluang pasar saham untuk fokus pada laporan keuangan perusahaan yang sejauh ini cukup positif,” kata Ross Mayfield, Strategist Investasi di Baird.
Minggu yang dimulai pada 28 Oktober akan menjadi pekan krusial bagi Wall Street menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November.
Pekan tersebut akan dirilis hasil laporan keuangan dari perusahaan teknologi besar seperti Alphabet, Apple, dan Microsoft, serta laporan nonfarm payrolls untuk bulan Oktober.
Sementara itu, saham Capri Holdings anjlok 44,8% setelah pengadilan AS memblokir rencana merger perusahaan tersebut dengan produsen tas Tapestry. Saham Tapestry sendiri naik 12,5%.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Bersiap Naik 3% Pekan Ini, Isu Timur Tengah Jadi Perhatian
Bank regional New York Community Bancorp turun 8% setelah melaporkan kerugian kuartalan keempat berturut-turut, terutama karena pinjaman properti komersialnya.
Saham Western Digital, produsen chip memori, melonjak 8,8% setelah mengalahkan perkiraan laba kuartalan pada Kamis lalu, sementara perusahaan asuransi kesehatan Centene naik 11,9% setelah melampaui estimasi laba kuartal ketiga.
Rangkaian laporan keuangan yang beragam di berbagai sektor serta ketidakpastian menjelang pemilu AS membuat investor cenderung berhati-hati.
Beberapa pelaku pasar juga mulai memperhitungkan kemungkinan pemerintahan kedua Donald Trump dalam beberapa pekan terakhir.
“Kita sudah begitu dekat dengan pemilu sehingga pasar tampak dalam kondisi menunggu,” tambah Mayfield.
Data menunjukkan pesanan barang tahan lama AS turun 0,8% pada September, lebih rendah dari perkiraan penurunan 1%. Presiden The Fed Bank of Boston Susan Collins, dijadwalkan akan berpidato hari ini.
Investor masih memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan Federal Reserve pada bulan November mendatang.
Mereka juga berharap akan ada sekitar dua kali pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun ini, menurut data LSEG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News