kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Mengawali Tahun 2024 di Zona Merah, Saham Teknologi Membebani Pasar Saham


Rabu, 03 Januari 2024 / 05:30 WIB
Wall Street Mengawali Tahun 2024 di Zona Merah, Saham Teknologi Membebani Pasar Saham
ILUSTRASI. Dua indeks lesu setelah tahun lalu tiga indeks utama Wall Street mencatat kenaikan dua digit.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street bergerak bervariasi di perdagangan perdana tahun 2024. S&P 500 dan Nasdaq Composite menutup sesi perdagangan pertama tahun 2024 dengan lebih rendah, terbebani oleh jatuhnya saham Apple setelah broker menurunkan peringkat dan penurunan saham-saham teknologi besar lainnya yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil US Treasury.

Selasa (2/1), indeks S&P 500 turun 27 poin atau 0,57% menjadi 4,742.83. Nasdaq Composite merosot 245,41 poin atau 1,63% menjadi 14,765.94. Dow Jones Industrial Average naik 25,5 poin atau 0,07% ke 37.715,04.

Dua indeks lesu setelah tahun lalu tiga indeks utama Wall Street mencatat kenaikan dua digit. Penguatan Wall Street tahun 2023 didukung oleh optimisme seputar kecerdasan buatan dan stabilisasi inflasi. S&P 500 pekan lalu ditutup kurang dari 1% dari rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada awal tahun 2022.

Namun, pasar saham Amerika Serikat (AS) tertekan pada hari Selasa karena imbal hasil Treasury AS naik. Imbal hasil obligasi acuan 10-tahun berada di atas 4% ke level tertinggi dua minggu sebelum turun sedikit ke 3,94%.

Pergerakan imbal hasil Treasury tersebut mencerminkan ekspektasi investor yang lemah terhadap pemotongan suku bunga AS tahun ini. Hal ini membebani saham-saham growth stocks seperti saham-saham teknologi yang akan mendapatkan keuntungan dari kondisi suku bunga yang lebih menguntungkan.

Baca Juga: Melesat di Hari Perdagangan Perdana, Begini Proyeksi IHSG di Bulan Januari 2024

Harga saham Apple turun 3,6% setelah Barclays menurunkan peringkat raksasa teknologi itu menjadi underweight. Penurunan peringkat ini didasari melemahnya permintaan iPhone. Saham-saham megacap lainnya juga melemah, termasuk Nvidia, Meta Platforms dan Microsoft, yang merosot antara 1,4% dan 2,7%.

“Semua orang sangat gembira dengan reli akhir. Tetapi apakah itu berarti kita sudah keluar dari masalah? Saya kira, bahkan jika The Fed menurunkan suku bunganya secara bertahap, kebijakan moneternya masih ketat dan masih mungkin menjadi penghambat aktivitas perekonomian secara keseluruhan,” kata Jason Pride, chief of investment strategy & research Glenmede kepada Reuters.

Risalah pertemuan kebijakan The Fed bulan Desember dan sejumlah data pasar tenaga kerja akan dibahas minggu ini. Para pelaku pasar akan memastikan waktu potensi penurunan suku bunga.

Meskipun The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan Januari, para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret sebesar 70%, menurut FedWatch CME Group.

Pada perdagangan perdana 2024, sektor S&P 500 beragam. Layanan kesehatan merupakan sektor berkinerja paling cemerlang, dengan kenaikan sebesar 1,8% yang membawanya ke penutupan tertinggi sejak pertengahan Desember 2022. Kenaikan sebesar 13,1% yang dialami Moderna memimpin sektor ini lebih tinggi setelah broker Oppenheimer mengerek rating pembuat vaksin tersebut. 

Indeks energi juga naik 1,2% meskipun harga minyak mentah tergelincir di tengah kekhawatiran terhadap prospek ekonomi.

Baca Juga: Wall Street Memulai Tahun 2024 dengan Catatan yang Membosankan

Sektor teknologi informasi memimpin penurunan dengan penurunan sebesar 2,6%, penurunan indeks terbesar dalam satu hari sejak 2 Agustus.

Harga saham Tesla datar meskipun pengiriman kendaraan listrik pada kuartal keempat mengalahkan perkiraan pasar dan memenuhi target tahun 2023 sebesar 1,8 juta kendaraan.

Hargaa saham Boeing turun 3,4% setelah Goldman Sachs menghapus perusahaan dirgantara itu dari "conviction list".

Sementara itu, Citigroup naik 3,1% menjadi $53,04, penutupan tertinggi sejak Agustus 2022, setelah Wells Fargo menaikkan target harga bank tersebut menjadi US$ 70 dari US$ 60. Analis Wells, Mike Mayo, juga mengatakan bahwa Citi adalah bank pilihan utama di antara bank-bank besar pada tahun 2024. Dia memperkirakan sahamnya akan berlipat ganda menjadi US$ 100+ dalam tiga tahun ke depan.

Saham terkait kripto seperti MicroStrategy naik karena bitcoin menembus di atas US$ 45,000 untuk pertama kalinya sejak April 2022 di tengah optimisme seputar kemungkinan persetujuan dana spot bitcoin yang diperdagangkan di bursa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×