kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Melonjak Lebih Dari 2% Meski Inflasi AS Tetap Tinggi


Jumat, 14 Oktober 2022 / 05:34 WIB
Wall Street Melonjak Lebih Dari 2% Meski Inflasi AS Tetap Tinggi
ILUSTRASI. Wall Street melonjak lebih dari 2% pada hari Kamis (13/10).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melonjak lebih dari 2% pada hari Kamis. Kenaikan pasar saham Amerika Serikat (AS) karena dukungan teknikal dan investor yang meliput taruhan pendek mendorong rebound dramatis dari aksi jual pada hari sebelumnya.

Kamis (13/10), Dow Jones Industrial Average naik 827,87 poin atau 2,83% menjadi 30.038,72. Indeks S&P 500 naik 92,88 poin, atau 2,60%, menjadi 3.669,91 dan Nasdaq Composite menambahkan 232,05 poin, atau 2,23%, menjadi 10.649,15.

Indeks sektor keuangan dan energi memimpin kenaikan di antara sektor S&P 500.

Baca Juga: Wall Street Jatuh Terseret Data Inflasi AS yang Picu Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga

Wall Street awalnya turun setelah data menunjukkan indeks harga konsumen utama naik pada kecepatan tahunan 8,2% pada bulan September. Angka inflasi AS ini lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 8,1%.

"Orang-orang mungkin melakukan short masuk ke laporan CPI, dan melihat laporan itu negatif dan mulai menutupi penurunan mereka," kata King Lip, kepala strategi investasi di Baker Avenue Asset Management di San Francisco kepada Reuters.

Beberapa ahli strategi juga menunjuk ke beberapa level dukungan teknikal di sekitar angka 3.500 untuk S&P 500. Lip menambahkan bahwa aksi jual tajam baru-baru ini di saham mungkin berarti berita buruk mungkin telah diabaikan.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Turun Tajam Setelah Data Inflasi AS Naik Lagi

"Memasuki musim pendapatan, yang kami butuhkan hanyalah hal-hal yang tidak seburuk yang diduga," kata dia.

Bank-bank Big Wall Street memulai musim pelaporan kuartal ketiga pada hari Jumat esok. Investor menunggu untuk melihat bagaimana kondisi suku bunga yang tinggi mempengaruhi keuntungan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×