Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melesat di perdagangan terakhir pekan ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan darurat nasional virus corona pada Jumat (13/3).
Kemarin, Dow Jones Industrial Average menguat 9,36% ke 23.185,62. Indeks S&P 500 melompat 9,29% ke 2.711,02 setelah turun 9,5% di hari sebelumnya. Nasdaq Composite menanjak 9,35% ke 7.874,88.
Meski melesat di perdagangan terakhir pekan ini, Dow Jones masih turun 10,36% dalam sepekan terakhir. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masih tercatat turun masing-masing 8,79% dan 8,17% dalam sepekan.
Baca Juga: Trump menyatakan darurat nasional virus corona di AS
Pernyataan kondisi darurat nasional Trump akan memungkinkan pengucuran dana sebesar US$ 50 miliar untuk melawan pandemi virus corona. Tak cuma mengangkat Wall Street, pernyataan Trump pun menyulut kenaikan harga minyak karena Trump menyatakan bahwa AS akan mengambil keuntungan atas penurunan harga minyak untuk menaikkan cadangan strategis AS.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa kondisi akan membaik, tapi ini mengarah ke jalur yang tepat," kata Michael Arone, chief investment strategist State Street Global Advisors kepada Reuters.
Arone mengatakan bahwa investor dan penduduk AS kecewa dengan respons awal pemerintah AS atas pandemi virus corona.
Baca Juga: Virus corona meluas, pembatalan Airbnb kini tak kena biaya
Meski bursa menguat, volatilitas pasar masih tinggi. Penguatan pasar saham menyebabkan investor melepas US Treasury. Ini menyebabkan yield surat utang AS naik. Yield US Treasury bertenor 10 tahun naik ke 0,9829% dari sebelumnya 0,852%.
Justin Hoodendoorn, head of fixed income strategy and analytics Piper Sandler di Chicago mengatakan hanya ada sedikit bids di pasar. "Ini menunjukkan volatilitas tinggi dan bahwa kurang likuiditas di pasar," kata dia.
Kemarin, harga minyak mentah WTI naik 4,54% ke US$ 31,73 per barel dan minyak brent naik 5,27% ke US$ 34,97 per barel. Meski naik, harga minyak masih mencatat penurunan mingguan terburuk sejak 2009.
Baca Juga: Ada stimulus untuk tangkal virus corona, defisit APBN 2020 melebar jadi 2,5% dari PDB
Nilai tukar dolar melanjutkan penguatan hari sebelumnya. Partisipan pasar mengatakan bahwa tanda-tanda tekanan pendanaan dolar masih ada dan otoritas kemungkinan perlu untuk bertindak lebih jauh. "Ini mengindikasikan masih ada kekhawatiran kejatuhan ekonomi akibat virus corona di pasar kredit secara luas," kata Shaun Osborne, chief FX strategist Scotiabank kepada Reuters.
Osborne mengatakan, masalah dasar virus corona perlu ditangani segera. "Saat ini masih terlalu dini," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News