kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Melemah Tajam, Data Tenaga Kerja Picu Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga


Jumat, 17 Februari 2023 / 06:01 WIB
Wall Street Melemah Tajam, Data Tenaga Kerja Picu Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga
ILUSTRASI. Wall Street ditutup melemah lebih dari 1%


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street berakhir melemah tajam setelah data inflasi yang kuat secara tak terduga dan penurunan klaim pengangguran mingguan menambah kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan harga.

Kamis (16/2), indeks S&P 500 ditutup melemah 1,38% ke 4.090,51 poin, indeks Nasdaq Composite turun 1,78% ke 11.855,83 poin dan indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 1,26% ke 33.696,39 poin.

Pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) ini datang setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan kenaikan harga produsen tertinggi dalam tujuh bulan di bulan Januari karena biaya produk energi melonjak.

Itu juga menunjukkan jumlah masyarakat AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun di minggu lalu. Ini menawarkan lebih banyak bukti bahwa pasar tenaga kerja tetap ketat.

Data ekonomi hari Kamis dan laporan lainnya di minggu ini melukiskan gambaran inflasi yang masih membandel dan ekonomi yang tetap relatif kuat dalam menghadapi kampanye kenaikan suku bunga The Fed.

Baca Juga: Indeks Wall Street Anjlok Lebih dari 1%, Inflasi dan Klaim Pengangguran Bikin Cemas

"Dengan data seperti ini, The Fed akan terus menaikkan suku bunga, dan tidak ada dari kita yang menginginkannya," kata Tim Ghriskey, senior portfolio strategist di Ingalls & Snyder di New York.

"Setidaknya ada bisikan sekarang tentang kemungkinan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan berikutny," tambah Ghriskey.

Setelah aksi jual pada tahun 2022, indeks S&P 500 telah naik sekitar 7% sejauh ini pada tahun 2023. Hal tersebut didorong oleh pendapatan yang optimis dan ekspektasi hati-hati bank sentral AS telah menyelesaikan beban kampanye kenaikan suku bunga.

The Fed terlihat mendorong suku bunga acuan di atas angka 5% pada bulan Mei dan mempertahankannya di atas level tersebut hingga akhir tahun.

Juga pada hari Kamis, Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan inflasi masih terlalu tinggi, dan mencatat bahwa dia terbuka untuk menaikkan suku lebih dari yang diinginkan rekan-rekannya pada pertemuan kebijakan moneter terakhir.

Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengatakan kenaikan suku bunga yang berkelanjutan akan "mengunci" perlambatan inflasi, bahkan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Penjualan di Wall Street dipercepat di akhir sesi.

Pada sesi ini, saham Tesla Inc turun 5,7% karena pembuat kendaraan listrik mengatakan menarik kembali 362.000 kendaraan AS dan memperbaikinya melalui pembaruan perangkat lunak over-the-air setelah regulator mobil AS mengatakan perangkat lunak Full Self-Driving Beta dapat menyebabkan crash.

Baca Juga: Warren Buffett Bilang Pisahkan Pikiran Anda dari Orang Banyak, Ini Maksudnya

Pedagang menukar saham Tesla senilai US$ 47 miliar, terhitung seperlima dari semua transaksi di saham S&P 500.

Saham Cisco Systems Inc naik 5,2% dan mencapai level tertinggi sembilan bulan setelah pembuat peralatan jaringan menaikkan perkiraan pendapatan setahun penuh.

Sejalan, saham Roku Inc melonjak 11% setelah perusahaan streaming video tersebut memperkirakan pendapatan kuartal pertama di atas estimasi pasar.

Namin, saham Shopify Inc merosot hampir 16% setelah perusahaan e-commerce Kanada memperkirakan pertumbuhan pendapatan yang melambat untuk kuartal saat ini meskipun ada kenaikan harga dan peluncuran produk baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×