kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks Wall Street Anjlok Lebih dari 1%, Inflasi dan Klaim Pengangguran Bikin Cemas


Kamis, 16 Februari 2023 / 22:53 WIB
Indeks Wall Street Anjlok Lebih dari 1%, Inflasi dan Klaim Pengangguran Bikin Cemas
ILUSTRASI. Suasana bursa Wall Street. Indeks saham utama Wall Street anjlok lebih dari 1% pada Kamis (16/2), setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks saham utama Wall Street anjlok lebih dari 1% pada Kamis (16/2), setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan.

Penurunan klaim pengangguran mingguan menambah kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi tinggi.

Hingga pukul pukul 10:09 ET, Kamis (16/2), indeks Dow Jones Industrial Average turun 383,90 poin atau 1,12% ke 33.744,15.

Indeks S&P 500 merosot 46,70 poin atau 1,13% ke 4.100,90, dan indeks Nasdaq Composite jatuh 136,01 poin atau 1,13 % menjadi 11.934,59.

Baca Juga: IHSG Rawan Profit Taking, Simak Rekomendasi BBNI, ERAA, PGAS untuk Jumat (17/2)

Seperti dikutip Reuters, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan, harga produsen naik 0,7% pada Januari 2023, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,4%. Ini menandakan tekanan harga terus-menerus berlangsung meskipun kebijakan moneter lebih ketat.

Data lain menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun minggu lalu, menawarkan lebih banyak bukti ketahanan ekonomi.

"Anda melihat angka inflasi terus lebih tinggi dari yang diharapkan dan tidak benar-benar menunjukkan disinflasi dan sekarang harapannya adalah bahwa Fed kemungkinan akan mengambil suku bunga lebih tinggi dan lebih agresif ke depannya," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent seperti dikutip Reuters.

"Anda juga melihat pasar kerja masih sangat kuat, dengan klaim yang masuk kurang dari yang diharapkan," imbuhnya.

Setelah tahun 2022 yang panas, indeks saham utama Wall Street telah naik tahun ini didukung pendapatan emiten yang optimistis dan ekspektasi bahwa bank sentral AS akan beralih ke kenaikan suku bunga yang lebih kecil.

Namun, tanda-tanda ketahanan ekonomi dan percepatan harga konsumen di bulan Januari baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang bahwa The Fed mungkin tidak menghentikan kebijakan hawkishnya dalam waktu dekat. Dus, harapan penurunan suku bunga akhir tahun ini semakin surut.

The Fed terlihat mendorong suku bunga acuan di atas angka 5% pada bulan Mei 2023 mendatang dan akan mempertahankannya di atas level tersebut hingga akhir tahun.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat Pasca BI Menahan Suku Bunga Acuan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×