kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,35   -1,15   -0.13%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Melemah, Kenaikan Yield US Treasury Membebani Pasar Saham AS


Selasa, 05 September 2023 / 21:37 WIB
Wall Street Melemah, Kenaikan Yield US Treasury Membebani Pasar Saham AS
ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street melemah pada hari Selasa. Kenaikan imbal hasil US Treasury membebani beberapa saham pertumbuhan utama.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street melemah pada hari Selasa. Kenaikan imbal hasil US Treasury membebani beberapa saham pertumbuhan utama. Sementara data aktivitas jasa yang suram di Tiongkok memicu kekhawatiran atas permintaan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Selasa (5/9) pukul 21.30 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,13% ke 34.788. Indeks S&P 500 turun 0,36% ke 4.499. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,44% ke 13.969.

Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun naik menjadi 4,23%. Sementara imbal hasil obligasi dua-tahun naik menjadi 4,93% menjelang rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) lebih lanjut minggu ini.

Saham-saham besar yang terkait dengan teknologi seperti Apple, Amazon dan Alphabet kehilangan antara 0,4% dan 1,2%.

“Investor sedang bergulat dengan apa yang kami anggap sebagai kondisi ekonomi yang dan keuntungan yang masih relatif lemah bagi rata-rata perusahaan,” kata Jason Pride, kepala strategi investasi dan penelitian di Glenmede kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG Turun ke 6.991 Hari Ini (5/9), BBNI, BBRI, BRMS Paling Banyak Net Buy Asing

Dia menambahkan, resesi jelas tertunda di AS. Sementara kondisi ekonomi di China dan Eropa juga melemah.

Aktivitas sektor jasa China berkembang pada laju paling lambat dalam delapan bulan pada bulan Agustus, menurut survei sektor swasta. Lemahnya permintaan terus membebani China. Sedangkan stimulus gagal menghidupkan kembali konsumsi secara berarti.

Saham perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS termasuk PDD Holdings, JD.com, Baidu dan Alibaba turun antara 0,5% dan 2,9%.

Sektor energi menjadi titik terang dengan kenaikan 0,9% seiring kenaikan harga minyak. Harga komoditas energi ini menguat setelah Arab Saudi dan Rusia mengumumkan perpanjangan pengurangan pasokan sukarela mereka.

Indeks maskapai penerbangan S&P 1500 kehilangan 2,5%.

Data ekonomi AS sejak pertemuan The Fed pada bulan Juli telah menambah kesan bahwa perekonomian AS sedang mendingin tanpa mengalami krisis. Soft landing kemungkinan besar akan memperkuat argumen terhadap kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Baca Juga: IHSG Gagal Tembus 7.000, SMGR, GGRM, BBNI Top Gainers LQ45 Hari Ini (5/9)

Ketiga indeks saham utama AS mencatat kenaikan pada minggu sebelumnya setelah data menunjukkan melemahnya pasar tenaga kerja. Setelah libur hari buruh pada Senin (4/9), fokus pasar saham akan beralih ke data indeks harga konsumen yang akan dirilis minggu depan dan keputusan kebijakan The Fed yang akan dirilis pada 20 September.

Taruhan para pedagang bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan berikutnya mencapai 93%. CME FedWatch juga memperkirakan peluang jeda pada bulan November sebesar 58,2%, naik dari 52% pada minggu sebelumnya.

Sementara itu, Goldman Sachs menurunkan kemungkinan resesi AS dalam 12 bulan ke depan menjadi 15% dari 20% di tengah berlanjutnya pelonggaran data inflasi dan pasar tenaga kerja.

Saham Airbnb dan Blackstone masing-masing menguat  7,1% dan 3,3%, dalam perdagangan pra-pasar karena perusahaan-perusahaan tersebut akan bergabung dengan indeks S&P 500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×