kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Wall Street Masih Melanjutkan Pelemahan Pekan Lalu


Selasa, 06 September 2022 / 22:01 WIB
Wall Street Masih Melanjutkan Pelemahan Pekan Lalu
ILUSTRASI. Penurunan Wall Street disebabkan masih adanya aksi tunggu keputusan suku bunga Federal Reserve bulan September.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street masih melanjutkan penurunan pekan lalu. Pelemahan pasar saham Amerika Serikat (AS) disebabkan masih adanya aksi tunggu keputusan suku bunga Federal Reserve bulan September.

Selasa (6/9) pukul 21.45 WIB, Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,05% ke 31.300. Indeks S&P 500 melemah 0,43% ke 3.907. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,51% ke 11.571.

Pasar saham kembali buka setelah kemarin libur Hari Buruh. Pasar saham memulai September dengan pelemahan karena komentar hawkish dari Federal Reserve. Data yang menunjukkan momentum ekonomi AS turut meningkatkan kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif untuk mendinginkan inflasi.

Baca Juga: Simak Prospek dan Rekomendasi Sejumlah Saham LQ45 yang Masih Undervalued

Patokan S&P 500 ditutup pada level terendah enam minggu pada hari Jumat. Indeks turun hampir 18% sepanjang tahun ini. Sementara Nasdaq yang padat teknologi telah merosot hampir 27% karena kenaikan suku bunga menekan saham-saham teknologi megacap dan saham pertumbuhan.

"Kami melihat sedikit pemantulan pagi ini setelah aksi jual Jumat," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities kepada Reuters.

Cardillo mengatakan, alasan penurunan pasar saham masih berasal dari gelombang kenaikan suku bunga oleh bank sentral global untuk melawan inflasi. Tapi, dia melihat bahwa pasar saham tidak akan turun ke level terendah tahun ini yang terjadi Juni lalu.

Baca Juga: IHSG Naik Tipis, Asing Mengakumulasi Saham BBCA, BBRI, dan BMRI Pada Selasa (6/9)

Data ekonomi pekan lalu mengisyaratkan ketahanan dalam aktivitas manufaktur dan pasar tenaga kerja. Data ekonomi tersebut menunjukkan The Fed perlu terus menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Para trader melihat peluang hampir 70% dari kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga pada pertemuan Fed akhir bulan ini.

Investor sekarang akan fokus pada survei Institute for Supply Management untuk aktivitas sektor jasa pada bulan Agustus. Data harga konsumen AS yang dirilis pekan depan juga dapat memengaruhi ekspektasi kebijakan moneter sebelum pertemuan The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×