Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street gagal mengakhiri perdagangan bulan Agustus dengan manis. Tiga indeks utama ditutup melemah pada sesi terakhir di bulan tersebut.
Selasa (31/8), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 39,11 poin atau 0,11% menjadi 35.360,73, indeks S&P 500 kehilangan 6,11 poin atau 0,13% ke 4.522,68 dan indeks Nasdaq Composite turun 6,66 poin atau 0,04% jadi 15.259,24.
Walau gagal menguat di hari terakhir, namun kinerja indeks di bulan Agustus cenderung mentereng. Buktinya, semua indeks utama sempat membukukan rekor kinerja tertingginya di bulan Agustus ini. Termasuk, empat rekor penutupan dalam lima sesi untuk indeks S&P 500.
Lihat saja, indeks S&P berhasil menguat 2,9% pada Agustus. Ini adalah kenaikan bulanan ketujuh berturut-turut bagi indeks acuan tersebut. Sementara indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing naik 1,2% dan 4%, sejak akhir Juli.
Kinerja tersebut mencerminkan tingkat kepercayaan investor terhadap bursa saham Amerika Serikat (AS) yang berasal dari nada dovish Federal Reserve yang terus berlanjut terhadap pengurangan program stimulus besar-besaran.
"Setelah semua intervensi moneter dan fiskal, pertanyaannya adalah kemana kita pergi dari sini? Apakah S&P pergi ke 5.000, dan bagaimana sampai di sana?" kata Eric Metz, CEO SpringRock Advisors.
Sementara pemulihan yang kuat dalam pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perusahaan telah mendorong saham AS. Namun di satu sisi, kini investor juga mulai khawatir tentang meningkatnya kasus virus corona dan jalur kebijakan Fed.
Baca Juga: Wall Street turun setelah Nasdaq dan S&P mencetak rekor
Data survei dari Conference Board yang dirilis kemarin memperlihatkan, kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah dalam enam bulan pada Agustus. Dalam survei itu juga memberikan catatan hati-hati untuk prospek ekonomi dari Negeri Paman Sam.
Sebuah jajak pendapat Reuters pekan lalu menunjukkan, ahli strategi percaya S&P 500 kemungkinan akan mengakhiri tahun 2021 pada level yang tidak jauh dari posisinya saat ini.
"Dari mana kepemimpinan akan datang, agar ekuitas menjadi lebih tinggi? Apakah pertumbuhan pendapatan, apakah itu pertumbuhan versus nilai, teknologi atau energi? Ini perlu didefinisikan, tetapi saya pikir langkah selanjutnya untuk ekuitas akan didorong oleh sektor tersebut," tambah Metz.
Saham teknologi terus menarik minat investor dalam beberapa hari terakhir, karena mendapatkan manfaat dari suku bunga yang lebih rendah terhadap pendapatan masa depan perusahaan, meskipun indeks sektor ini termasuk yang berkinerja terburuk pada hari Selasa.
Pada perdagangan sesi terakhir di bulan Agustus ini, saham Apple turun 0,8% setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di sesi sebelumnya.
Sementara itu, saham Zoom Video Communications Inc jatuh 16,7% karena mengisyaratkan pelonggaran permintaan layanan konferensi video yang lebih cepat dari perkiraan setelah ledakan yang didorong oleh pandemi.
Tujuh dari 11 sektor utama pada indeks S&P melemah. Di antara yang tidak termasuk adalah indeks real estat dan layanan komunikasi, yang ditutup pada rekor tertinggi.
Sementara itu, saham Kansas City Southern turun 4,4% dalam perdagangan sore setelah regulator kereta api AS menolak struktur kepercayaan pemungutan suara yang akan memungkinkan Canadian National Railway Co untuk melanjutkan dengan usulan akuisisi senilai US$ 29 miliar dari rekan di AS.
Selanjutnya: Kasus COVID-19 di Singapura melonjak, tertinggi dalam 1 bulan terakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News