Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street tampil perkasa pada perdagangan akhir pekan ini. Indeks S&P 500 dan Dow melesat dalam setengah jam sebelum perdagangan berakhir dan membawanya ke rekor penutupan tertinggi.
Jumat (26/3), Dow Jones Industrial Average ditutup naik 453,4 poin atau 1,39% menjadi 33.072,88, indeks S&P 500 menguat 65,02 poin atau 1,66% ke level 3.974,54 dan Nasdaq Composite bertambah 161,05 poin atau 1,24% ke posisi 13.138,73.
Untuk pekan ini, hanya indeks S&P dan Dow Jones yang menguat. Di mana, S&P naik sekitar 1,6% dan Dow menguat 1,4%. Sedangkan indeks Nasdaq tergelincir 0,6%.
Keberhasilan S&P 500 dan Dow Jones mengakhiri minggu yang lebih tinggi karena investor yang menyeimbangkan kembali portofolionya jelang akhir kuartal ini. Para investor terus membeli saham yang akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi, di samping menambahkan beberapa saham teknologi yang sudah sempat terkoreksi.
Nasdaq juga berakhir lebih tinggi karena saham teknologi yang kurang populer menguat, tetapi indeks komposit membukukan penurunan mingguan kedua berturut-turut.
Indeks nilai Russell 1000, yang mencakup saham sektor energi, perbankan dan saham industri, telah naik lebih dari 10% pada tahun ini, mengungguli rekannya indeks pertumbuhan Russell 1000, yang sedikit di atas titik impas untuk tahun ini.
Pada perdagangan kali ini, beberapa saham teknologi kelas berat tergelincir, seperti Tesla Inc dan induk Google Alphabet Inc. Tetapi saham Microsoft Corp dan Facebook Inc melawan tren, yang akhirnya membantu mengangkat indeks S&P 500 dan Nasdaq untuk menguat lebih tinggi.
"Ini membuktikan bahwa hanya sedikit yang bergerak keluar dari sektor teknologi," kata John Stoltzfus, Chief Investment Startegist Oppenheimer Asset Management di New York.
Baca Juga: Lagi anjlok, harga bitcoin diproyeksikan naik ke US$ 100.000
Volume di bursa AS adalah 12,23 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 13,67 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Saham L Brands melonjak 3,7% setelah pemilik Victoria's Secret menaikkan perkiraan laba kuartal saat ini untuk kedua kalinya di bulan ini. Hal tersebut dilakukan karena mendapat keuntungan dari konsumen yang menghabiskan dana stimulus dan pelonggaran pembatasan Covid-19.
Sementara itu, Federal Reserve pekan lalu menaikkan perkiraan PDB AS untuk 2021 menjadi 6,5% dari 4,2%. Banyak ekonom pun mengharapkan pertumbuhan yang masih lebih cepat, yang telah memicu kekhawatiran ekonomi dapat berjalan terlalu panas dan memaksa Fed untuk menaikkan suku bunga.
Sementara itu, dolar AS terlihat melemah tetapi tetap mendekati level puncak untuk empat bulan karena berlanjutnya optimisme tentang ekonomi di Negeri Paman Sam.
"Sulit untuk menahan perkiraan pertumbuhan AS dalam beberapa bulan terakhir. Kami telah meningkatkan perkiraan kami hampir secepat kami menurunkannya setahun yang lalu," jelas Carl Tannenbaum, Chief Economist Northern Trust kepada Reuters Global Markets Forum.
Saham bank naik 1,9% karena The Fed mengatakan akan mencabut pembatasan berbasis pendapatan pada dividen bank dan pembelian kembali saham untuk "sebagian besar perusahaan" pada bulan Juni setelah putaran tes stres berikutnya.
Yield US Treasury tenor AS 10 tahun naik menjadi 1,66%,, lebih rendah dari lonjakan yang terjadi pekan lalu saat yield obligasi AS menyentuh 1,75% yang memicu aksi jual karena ketakutan inflasi dan potensi kenaikan suku bunga Fed, sesuatu yang telah dijanjikan Fed untuk tidak dilakukan.
Pasar prihatin karena The Fed dipaksa untuk mengetatkan mantra yang berulang-ulang bahwa tidak akan melakukannya, kata Marvin Loh, Senior Global Macro Strategist di State Street Global Markets.
"Kekhawatiran sebenarnya adalah hal-hal yang terlalu panas dan The Fed mungkin terpaksa berubah pikiran," katanya.
Saham energi melonjak 2,6%, mengikuti dorongan harga minyak mentah setelah kapal kontainer raksasa memblokir Terusan Suez memicu kekhawatiran tekanan pasokan.
Baca Juga: Saat IHSG terkoreksi, asing banyak mengoleksi saham-saham ini selama sepekan
Sepuluh dari 11 sektor S&P utama naik, dengan hanya indeks layanan komunikasi yang berada di zona merah.
Sementara itu, saham Nio Inc merosot 4,8% karena pembuat kendaraan listrik China itu mengatakan akan menghentikan produksinya selama lima hari kerja di pabrik Hefei karena kekurangan chip semikonduktor.
Data terbaru menunjukkan belanja konsumen AS turun terbesar dalam 10 bulan pada bulan Februari karena hawa dingin mencengkeram banyak bagian negara dan dorongan dari putaran kedua pemeriksaan stimulus memudar, meskipun penurunan tersebut kemungkinan bersifat sementara.
Selanjutnya: OJK: Sekuritisasi aset belum berkembang karena dianggap instrumen kompleks
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News