Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi ambil untung membuat harga bitcoin anjlok. Namun, para pengamat pasar kripto memproyeksikan harga bitcoin akan kembali naik, bahkan berpotensi menyentuh US$ 100.000 per btc di tahun ini.
Mengutip laman coinmarketcap.com harga bitcoin, Jumat (26/3), pukul 18.50 WIB menurun 0,23% ke US$ 52.941 per btc. Dalam sepekan harga bitcoin sudah menurun 7,87%.
Gabriel Rey, CEO Triv mengatakan secara historis selama tujuh tahun terakhir harga bitcoin cenderung menurun di setiap Maret. Terdapat kebiasan di setiap Maret, investor bitcoin di AS melakukan tax loss harvesting. Ini adalah strategi investor menjual kepemilikan kripto yang memiliki kerugian yang belum direalisasikan untuk mengimbangi pajak atas keuntungan yang direalisasikan.
Selain itu, kenaikan yield US Treasury, Gabriel katakan juga mempengaruhi harga bitcoin masuki tren bearish.
Baca Juga: Kabar gembira, sekarang beli mobil Tesla bisa pakai bitcoin loh
Senada, Vinsensius Sitepu, pengamat sekaligus investor aset kripto menilai koreksi bitcoin saat ini wajar terjadi akibat investor ritel melakukan aksi ambil untung. "Lazim aksi ambil untung juga dialihkan ke aset kripto lain untuk meraih cuan yang lumayan," kata Vinsensius.
Penurunan bitcoin saat ini, Vinsensius nilai belum mencerminkan koreksi mayor seperti di Desember 2017, ketika bitcoin berada di harga puncak, beberapa bulan setelah halving kedua.
Secara fundamental prospek bitcoin ke depan masih cerah. Sentimen yang mendukung adalah Tesla lewat Elon Musk sudah mengumumkan pembelian mobil Tesla di AS dengan bitcoin. Musk juga berencana tidak melepas bitcoin hasil penjualan Tesla menjadi dolar AS. "Musk masih pro-bitcoin, sebagai perlambang mempertahankan dan menambah jumlah bitcoin, selain pembelian bitcoin US$ 1,5 miliar yang lalu," kata Vinsensius.
Baca Juga: Gubernur The Fed: Aset kripto lebih merupakan aset untuk spekulasi