kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Wall Street Jatuh, Data Inflasi Memperkuat Taruhan Kenaikan Suku Bunga


Kamis, 10 Maret 2022 / 22:47 WIB
Wall Street Jatuh, Data Inflasi Memperkuat Taruhan Kenaikan Suku Bunga
ILUSTRASI. Wall Street


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street jatuh pada perdagangan Kamis (10/3). Saham teknologi memimpin penurunan setelah data menunjukkan harga konsumen melonjak pada Februari, memperkuat isu kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve akhir bulan ini.

Melansir Reuters, pukul 09:55 ET, Dow Jones Industrial Average turun 246,12 poin atau 0,74% ke 33.040,13, S&P 500 turun 39,51 poin atau 0,92% ke 4.238,37, dan Nasdaq Composite turun 190,70 poin atau 1,44 % ke 13.064,84.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P turun, dengan teknologi turun 1,9%, jatuh terbesar setelah memimpin reli Wall Street pada sesi sebelumnya. Saham pembuat chip turun 2,2%.

Saham energi naik 1,2% setelah mengambil nafas pada hari Rabu.

Baca Juga: Umumkan Stock Split dan Rencana, Saham Amazon.com Terangkat

Saham Megacap Microsoft Corp, Meta Platforms dan Tesla Inc semuanya tergelincir lebih dari 1%. Sementara Nvidia Corp dan Apple Inc masing-masing turun lebih dari 2,5%.

Saham Amazon.com Inc melonjak 4,8% setelah dewan menyetujui stock split atau pembagian 20-untuk-1 saham biasa raksasa e-commerce dan mengesahkan rencana pembelian kembali US$10 miliar.

Data ekonomi terbaru yang dirilis Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan, harga konsumen melonjak 7,9% (YoY), paling tajam dalam 40 tahun.

Sementara angka tersebut sesuai dengan ekspektasi ekonom, investor justru khawatir bahwa inflasi akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang karena perang Rusia melawan Ukraina menaikkan biaya minyak dan komoditas lainnya.

"Intinya adalah inflasi meningkat dan masih ada lagi yang akan datang," kata Peter Cardillo, kepala ekonom Spartan Capital Securities.

"Saya memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya pada kuartal kedua, tetapi sekarang itu tergantung pada minyak. Mungkin kita tidak akan melihat bantuan apa pun sampai akhir tahun."

Ketua The Fed Jerome Powell pekan lalu mengatakan, akan mendukung kenaikan suku bunga seperempat poin jelang pertemuan minggu depan. Serta akan "bersiap untuk bergerak lebih agresif", jika inflasi tidak mereda secepat yang diharapkan.

Baca Juga: Dibayangi Sentimen Eksternal, Simak Proyeksi IHSG untuk Jumat (11/3)

Pedagang sekarang melihat kemungkinan 95% dari kenaikan 25 basis poin oleh The Fed dalam pertemuan bulan Maret.

Sementara itu, saham bank-bank besar jatuh, dengan Citigroup turun 2,1%.

Goldman Sachs Group Inc mengatakan akan menutup operasinya di Rusia, menjadi bank Wall Street besar pertama yang keluar dari negara itu setelah invasi Moskow ke Ukraina.

Sementara itu, pembicaraan antara Rusia dan Ukraina tidak menghasilkan kemajuan saat perang memasuki minggu ketiga pada hari Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×