Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat pada hari Selasa (10/8) dengan Dow Jones dan S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi. Saham-saham yang sensitif secara ekonomi naik dengan pengesahan paket infrastruktur bipartisan senilai US$1 triliun oleh Senat Amerika Serikat (AS).
Selasa (10/8), Dow Jones Industrial Average yang berisi saham-saham blue chips naik 162,82 poin atau 0,46%, menjadi 35.264,67. Indeks acuan S&P 500 naik 4,4 poin atau 0,10%, menjadi 4.436,75. Nasdaq Composite turun 72,09 poin, atau 0,49%, menjadi 14.788,09.
RUU infrastruktur yang sekarang menuju ke DPR dapat memberikan investasi terbesar AS dalam beberapa dekade di berbagai proyek jalan, jembatan, bandara, dan saluran air. Senator juga mulai memberikan suara pada paket pengeluaran US$ 3,5 triliun lanjutan yang direncanakan Demokrat untuk lulus tanpa suara Republik.
Ken Polcari, Managing Partner Kace Capital Advisors di Boca Raton, Florida mengatakan bahwa pasar melihat ini sebagai bagian pertama yang sudah selesai. "Saya tidak percaya pasar berjalan mulus dengan US$ 3,5 triliun tetapi masih ada kemungkinan mereka dapat memblokirnya, atau memperlambatnya, dan melakukan lebih banyak pembicaraan sehingga pasar belum fokus pada hal itu," kata Polcari kepada Reuters.
Baca Juga: Investor Wall Street menanti nasib beleid paket infrastruktur AS US$ 1 triliun
Energi, industri, dan material, yang diuntungkan oleh pemulihan ekonomi, termasuk di antara sektor S&P dengan kinerja terbaik. Sementara saham-saham seperti Caterpillar, Deere dan Vulcan Materials masing-masing naik sekitar 2% karena mereka siap untuk menuai keuntungan dari proyek infrastruktur. Saham energi didukung karena harga minyak mentah baru-baru ini melonjak hampir 3%.
Dengan meningkatnya kasus virus corona baru di AS, kemajuan dalam paket infrastruktur harus mendukung pemulihan di ekonomi terbesar dunia itu. Penyebaran cepat varian Delta telah mendorong kasus Covid-19 dan rawat inap ke level tertinggi enam bulan, dengan kasus rata-rata 100.000 selama tiga hari berturut-turut, naik 35% selama seminggu terakhir.
Investor juga akan mengamati angka inflasi minggu ini untuk pertimbangan lebih lanjut tentang rencana kebijakan moneter Federal Reserve. Pada Senin lalu, dua pejabat The Fed mengungkapkan bahwa inflasi sudah pada tingkat yang dapat memenuhi satu bagian dari persyaratan untuk permulaan kenaikan suku bunga.
Baca Juga: IHSG ditutup turun 0,64% ke level 6.088,4, net buy asing Rp 14,863 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News