Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street dibuka turun tipis pada perdagangan Selasa (23/9/2025), setelah reli yang ditopang saham teknologi mengambil jeda.
Investor menanti pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell terkait prospek ekonomi dan arah kebijakan suku bunga.
Pada pembukaan perdagangan, Dow Jones Industrial Average turun 17,4 poin atau 0,04% ke level 46.364,11. S&P 500 melemah 1,3 poin atau 0,02% ke 6.692,44, sedangkan Nasdaq Composite terkoreksi 6,3 poin atau 0,03% ke 22.782,71.
Baca Juga: Bowman: The Fed Harus Bertindak Cepat Hadapi Risiko Pasar Tenaga Kerja
Pernyataan Powell dinilai penting untuk membentuk ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter, terutama setelah The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pekan lalu.
Investor berharap ada pemangkasan lanjutan guna menopang reli saham, meski sejumlah pejabat bank sentral berbeda pandangan.
Sebagian pejabat The Fed mendorong langkah pemangkasan yang lebih terukur agar inflasi tetap terkendali.
Namun, Gubernur baru The Fed Stephen Miran menilai penundaan pelonggaran justru berisiko menekan pasar tenaga kerja.
Hal ini menunjukkan dilema bank sentral dalam menyeimbangkan inflasi dan stabilitas lapangan kerja.
Baca Juga: Wall Street Cetak Rekor Tertinggi Lagi! Saham Teknologi Pesta Pora
“Pasar saat ini memperkirakan akan ada dua kali pemangkasan lagi tahun ini. Namun, ekspektasi itu bisa terancam jika Powell memberi nada yang lebih hawkish pekan ini,” ujar Charlie Ripley, Senior Investment Strategist Allianz Investment Management.
Selain menanti pidato Powell, pelaku pasar juga menunggu rilis data S&P Global flash manufacturing PMI September serta pernyataan pejabat The Fed lain, termasuk Michelle Bowman dan Raphael Bostic.
Kekuatan saham teknologi dan optimisme seputar perdagangan berbasis kecerdasan buatan (AI) menjadi faktor utama yang menopang pasar sepanjang September, bulan yang biasanya lemah untuk bursa saham AS. Namun, beberapa analis memperingatkan valuasi saham mulai terlihat mahal.
Saham Nvidia terkoreksi hampir 1% di prapembukaan setelah mencetak rekor intraday pada sesi sebelumnya.
Sebaliknya, Boeing melonjak 2,3% usai mendapatkan pesanan dari Uzbekistan Airways senilai lebih dari US$8 miliar, sementara negosiasi dengan maskapai China masih berlangsung.
Baca Juga: CEO JPMorgan: The Fed Sulit Pangkas Suku Bunga Jika Inflasi AS Tak Turun!
Di sisi lain, Kenvue naik 4,6% setelah anjlok 7,5% sehari sebelumnya akibat komentar Presiden Donald Trump yang mengaitkan autisme dengan vaksin anak serta penggunaan Tylenol oleh ibu hamil.
Saham Lam Research turun 1,7% setelah KeyBanc memangkas rekomendasinya dari “overweight” menjadi “sector weight”.
Investor juga mencermati potensi gangguan dari aturan baru visa H-1B yang dapat berdampak pada perusahaan teknologi AS.
Goldman Sachs dalam catatannya menilai, pasar masih berpeluang mempertahankan level valuasi saat ini, terutama jika musim laporan keuangan mendatang tidak memunculkan sinyal negatif.
Selanjutnya: Subsidi Energi Terancam Dipangkas demi Jaga Defisit APBN 2026
Menarik Dibaca: Tengok Cepat Ramalan 12 Zodiak Karier & Keuangan Besok Rabu, 24 September 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News