kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Wall Street berupaya kembali ke zona positif sebelum tutup tahun


Selasa, 11 Desember 2018 / 06:14 WIB
Wall Street berupaya kembali ke zona positif sebelum tutup tahun
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham Wall Street bergerak bervariasi dengan tiga indeks utama menguat pada perdagangan Senin (10/12). Dow Jones Industrial Average menguat 0,14% ke 24.423,26.

Indeks S&P 500 menguat 0,18% ke 2.637,72. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,74% ke angka 7.020,52. Dari tiga indeks tersebut, hanya Nasdaq yang masih mencetak kenaikan sejak awal tahun.

Menurut data Bloomberg, Nasdaq menguat 1,70% secara year to date. Sedangkan Dow Jones turun 1,20% dan S&P 500 turun 1,34%.

Pada perdagangan kemarin, bursa saham cenderung volatile, terutama pada saham-saham teknologi dan perbankan. Indeks energi turun paling dalam seiring merosotnya harga minyak.

Indeks S&P yang hampir menyentuh level terendah tahun ini, yaitu pada Februari lalu, algoritma perdagangan mulai memicu sinyal beli. Tapi, laju kenaikan indeks pun sangat lambat.

"Pasar saham mendapatkan support pada level terendah, ini yang menimbulkan pembalikan indeks. Tapi ketika trading dipicu oleh komputer pada jangka pendek, indeks bergerak tanpa arah," kata David Jow, chief market strategist Ameriprise kepada Reuters.

Pasar global masih dibayangi sentimen negatif. Kemarin, Perdana Menteri Inggris Theresa May menunda pemungutan suara parlemen soal Brexit. Kabar yang beredar mengatakan bahwa May berniat menghindari penolakan Brexit secara besar-besaran.

Sementara saham perbankan di bursa Amerika turun hingga 1,4% karena kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan suku bunga. "Kredit mungkin tidak akan meningkat lagi karena faktor suku bunga. Pertumbuhan kredit tampaknya melambat sehingga timbul kekhawatiran apa yang selanjutnya akan mengerek kinerja," kata Jeffery Harte, analis Sandler O'Neill.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×