Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Besarnya nilai net sell investor asing di bursa saham pekan lalu, disebut merupakan momentum menyambut liburan akhir tahun. Tapi, menurut Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su, perlu diakui bahwa masih banyak tantangan dihadapi pasar modal ke depan.
Sepekan kemarin, sebanyak Rp 2,2 triliun dana investor asing keluar dari pasar reguler. Dari jumlah tersebut, banyak saham LQ45 yang menjadi korban dan ditinggalkan investor asing, sebut saja ASII, TLKM, BMRI, BBCA, BBRI, PTBA, dan GGRM.
"Sudah mau libur yang memicu aksi jual (net sell), selain memang masih banyak persoalan ke depannya yang belum selesai," kata Harry kepada Kontan, Senin (10/12).
Beberapa persoalan tersebut, seperti catatan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan risiko perekonomian yang melamban.
"Apalagi, kalau AS resesi, pertumbuhan kita kena, ekspor kita juga kena, dan begitu juga dengan nilai tikar rupiah kita," jelasnya.
Sedangkan potensi keberlanjutan net sell investor asing di bursa Tanah Air, menurut Harry sangat bergantung pada kondisi makro ekonomi. Sehingga, untuk 2019 Samuel International menargetkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak ke level 6.700.
Saat kondisi seperti ini, menurutnya tidak ada sektor atau saham yang bisa dijadikan sebagai pilihan aman untuk investor. Termasuk, di sektor yang banyak digadang-gadang memiliki prospek baik ke depan seperti perbankan, properti dan konstruksi.
"Bagaimana bisa aman, kalau ekonomi akan slowdown?" tegasnya.
Untuk itu, sebagai strategi menghadapi risiko ke depan, Harry menyarankan investor untuk defensif terlebih dahulu di paruh pertama 2019. Salah satu pilihannya adalah saham konsumen, dengan rekomendasi saham yakni GGRM dan ICBP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News