kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Anjlok Imbas Kenaikan Inflasi AS, Ada Kekhawatiran The Fed Lebih Agresif


Sabtu, 11 Juni 2022 / 05:40 WIB
Wall Street Anjlok Imbas Kenaikan Inflasi AS, Ada Kekhawatiran The Fed Lebih Agresif


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melorot pada akhir perdagangan Jumat (10/6) dan mencetak penurunan mingguan terbesar sejak Januari karena kenaikan inflasi AS yang lebih curam dari perkiraan pada Mei memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh Federal Reserve.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 880 poin atau 2,73% ke 31.392,79, S&P 500 turun 116,96 poin atau 2,91% ke 3.900,86 dan Nasdaq Composite turn 414,21 poin atau 3,52% ke 11.340,02.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 12,62 miliar saham dengan rata-rata 11,88 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Indeks utama mencatat persentase penurunan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 21 Januari, dengan Dow turun 4,58%, S&P 500 turun 5,06% dan Nasdaq turun 5,60% untuk minggu ini.

Sejauh ini, S&P 500 turun 18,2% sepanjang tahun ini (year to date).

Baca Juga: Wall Street Anjlok Lebih Dari 2% di Tengah Inflasi AS yang Tinggi

Saham teknologi dan pertumbuhan, memimpin penurunan. Saham Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan Apple Inc mendorong kerugian di S&P 500.

Menyusul laporan inflasi, imbal hasil US Treasury dua tahun, yang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, melonjak ke level 3,057%, tertinggi sejak Juni 2008. Yield US Treasury 10 tahun yang menjadi benchmark mencapai 3,178%, tertinggi sejak 9 Mei.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) meningkat 1,0% bulan lalu setelah naik 0,3% pada bulan April. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI bulanan naik 0,7%.

Secara tahunan, CPI melonjak 8,6%, kenaikan terbesar sejak 1981 dan menyusul lonjakan 8,3% di bulan Mei.

Saham telah bergejolak tahun ini, dan penjualan baru-baru ini sebagian besar terkait dengan kekhawatiran atas inflasi, kenaikan suku bunga dan kemungkinan resesi.

"Laporan ini harus menghilangkan kepura-puraan bahwa jeda kenaikan suku bunga kemungkinan akan tepat pada akhir musim panas, karena The Fed jelas masih berada di belakang untuk mengendalikan inflasi," kata Jason Pride, kepala investasi wealth management di Glenmede seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Wall Street Tergelincir, Saham Pertumbuhan Berjuang Atas Kenaikan Yield US Treasury

Laporan inflasi diterbitkan menjelang kenaikan suku bunga 50 basis poin kedua yang diantisipasi dari Fed pada hari Rabu. Kenaikan 0,5% lebih lanjut diperhitungkan untuk bulan Juli, dengan peluang kuat untuk pergerakan serupa di bulan September.

Satu kekhawatiran adalah bahwa dorongan agresif yang lebih tinggi pada suku bunga oleh Fed dapat mengirim ekonomi ke dalam resesi.

Di antara yang turun hari ini, saham Netflix Inc turun 5,1% setelah Goldman menurunkan peringkat saham raksasa video streaming itu menjadi "jual" dari "netral" karena kemungkinan lingkungan makro yang lebih lemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×