kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wahana Inti Makmur (NASI) Yakin Pendapatan dan Laba Naik Tahun Ini


Jumat, 15 Juli 2022 / 20:44 WIB
Wahana Inti Makmur (NASI) Yakin Pendapatan dan Laba Naik Tahun Ini
ILUSTRASI. Wahana Inti Makmur (NASI) membidik kenaikan penjualan kurang lebih 35% tahun ini.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wahana Inti Makmur Tbk optimistis bisa mencetak pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2022. Produsen beras dengan kode saham NASI ini membidik kenaikan penjualan kurang lebih 35% secara year on year (yoy). Sementara laba bersihnya ditargetkan meningkat antara 20%-25% yoy. 

Sebagai gambaran, NASI membukukan penjualan hingga Rp 45,22 miliar dan laba bersih Rp 532,66 juta di akhir tahun 2021. Dus, target penjualan NASI tahun ini kurang lebih Rp 61 miliar-Rp 62 miliar dengan laba bersihnya sekitar Rp 665,82 juta. 

Sekretaris Perusahaan Wahana Inti Makmur Heldy Arifien optimistis mencapai target, mengingat capaian penjualan sepanjang kuartal pertama 2022 sudah mencerminkan kurang lebih 20% dari target tahunan. Asal tahu saja, sepanjang tiga bulan pertama tahun 2022, NASI mencetak penjualan hingga Rp 12,08 miliar dan laba bersih hingga Rp 458,47 juta. 

Baca Juga: Bidik Penjualan Beras dengan Omzet Besar, Wahana Inti Makmur (NASI) Ambil Jurus Ini

Lebih lanjut Heldy mengungkapkan, capaian NASI sepanjang kuartal pertama 2022 itu terjadi di tengah kondisi ekonomi global yang dibayangi konflik antara Rusia dan Ukraina. Oleh karena itu dia optimistis, NASI masih akan mampu bertahan menghadapi tantangan makro lainnya ke depan. Salah satunya, kenaikan inflasi global yang berpotensi mengerek inflasi dalam negeri. 

Dia percaya pemerintah maupun regulator akan mampu mengendalikan tingkat inflasi dalam negeri. Apalagi kondisi ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi masyarakatnya. Sementara, bahan pokok seperti beras masih menjadi bahan utama yang dikonsumsi masyarakat. Ini menandakan permintaan terhadap produk-produk NASI diproyeksi tidak akan banyak terpengaruh. 

"Harusnya masih bisa survive dan resilient. Itu didorong beberapa inovasi dan pengembangan dari sisi logisitik, pengembangan kapasitas produksi, dan gudang," ujar Heldy dalam pemaparan publik yang digelar secara offline dan online, Jumat (15/7). 

Baca Juga: Wahana Inti Makmur (NASI) Optimistis Pendapatan Tahun Ini Bisa Tumbuh 30%

Keseriusan NASI mengembangkan sisi logistik tercermin dari serapan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex). Direktur Utama NASI Piero Mustafa mengungkapkan, realisasi capex sejauh ini memang lebih banyak untuk meningkatkan stok dan kendaraan logistik.

Asal tahu saja, mengutip prospektusnya, NASI mengalokasikan kurang lebih 11% dari dana yang dihimpun melalui initial public offering (IPO) untuk pembelian kendaraan seperti truk, mobil box, dan motor dari pihak ketiga dalam rangka mendukung kegiatan operasional, termasuk dalam rangka mendukung distribusi produk perseroan. 

Adapun dari sisi kapasitas produksi, NASI masih optimistis bisa menyentuh angka 4.000 ton per tahun, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang tercatat Rp 3.600 ton. Di kuartal I 2022 produksi NASI memang sempat tertekan, akan tapi masih mampu dipertahankan di kisaran 300-400 ton per bulan. 

Baca Juga: Perkuat distribusi, Wahana Inti Makmur (NASI) Gandeng Marketplace

Proyeksi bisnis NASI ke depan memang masih baik. Akan tetapi tantangan berupa munculnya kompetitor-kompetitor di bisnis serupa memang tidak bisa terhindarkan.

Menyiasati persaingan dengan perusahaan sejenis ini, salah satu langkah yang dilakukan NASI adalah dengan adanya produk beras customize  yang menyasar pasar hotel, restoran, kafe (horeka) dan modern trade. Piero pun mengungkapkan prospek produk tersebut sejauh ini masih positif. 

Sekadar informasi, harga NASI ditutup di Rp 226 per saham hari ini, Jumat (15/7). Sahamnya tercatat meningkat 0,89% sejak awal tahun atau year to date (ytd). Akan tetapi, dalam tiga bulan terakhir cenderung memerah hingga 38,59%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×