Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) berhasil mencatatkan kenaikan volume penjualan rokok sepanjang tahun 2021. Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Philip Morris International, HMSP membukukan penjualan 82,8 miliar batang rokok sepanjang 2021. Jumlah ini meningkat 4,3% dari realisasi penjualan rokok tahun sebelumnya sebesar 79,5 miliar batang.
Alhasil, HMSP mencatatkan pangsa pasar atau market share-nya sebesar 28%, sedikit turun dari market share pada 2020 yang sebesar 28,8%.
Kenaikan penjualan rokok HMSP bersamaan dengan kenaikan penjualan rokok secara total di Indonesia.
Philip Morris mencatat, tahun lalu penjualan rokok di Indonesia mencapai 296,2 miliar batang rokok. Jumlah ini meningkat 7,2% dari penjualan rokok tahun sebelumnya yang hanya 276,2 miliar batang.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto merinci, Sampoerna A melaporkan pertumbuhan volume penjualan yang solid sebesar 15,1% secara year-on-year (yoy), terutama didukung oleh A Mild. Meskipun demikian, volume penjualan Dji Sam Soe masih menurun sebesar 8,2% yoy pada periode yang sama.
Baca Juga: GGRM dan HMSP Keluar, Ini Daftar Lengkap Penghuni IDX30 Periode Februari-Juli 2022
Merk-merk lain di bawah HMSP (termasuk Sampoerna Hijau) melaporkan pertumbuhan volume penjualan sebesar 2,2% yoy. Pertumbuhan ini berkat penjualan yang solid dari Sampoerna Hijau, meskipun sebagian diimbangi oleh penurunan volume penjualan Sampoerna U dan Philip Morris.
Berdasarkan proyeksi Natalia, pangsa pasar Sampoerna A akan naik menjadi 12,8% di 2021. Sementara itu, pangsa pasar Dji Sam Soe turun menjadi 7,6% dari sebelumnya sebesar 9% di 2020.
Natalia menilai, pemulihan kondisi ekonomi akan membuahkan volume penjualan rokok yang lebih baik. Namun, kenaikan tarif cukai yang terus berlanjut selama tiga tahun terakhir akan mengancam profitabilitas perusahaan rokok.
“Oleh karena itu, penting bagi HMSP untuk meningkatkan harga jual rokoknya ke depan untuk menghadapi tarif cukai yang lebih tinggi dan mempertahankan marginnya,” terang Natalia.
Tahun lalu, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan HMSP akan membukukan pendapatan senilai Rp 100,44 triliun dan akan naik menjadi Rp 112,98 triliun di tahun ini. Sedangkan dari sisi bottomline, HMSP diperkirakan mengempit laba bersih senilai Rp 7,26 triliun dan akan naik menjadi Rp 7,43 triliun di tahun ini.
Seiring dengan banyaknya sentimen hambatan yang berlanjut ke depannya, Natalia mempertahankan rekomendasi hold saham HMSP dengan target harga Rp 1.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News