kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume penjualan rokok diprediksi turun 10%, simak rekomendasi saham HMSP dan GGRM


Jumat, 19 Juni 2020 / 06:23 WIB
Volume penjualan rokok diprediksi turun 10%, simak rekomendasi saham HMSP dan GGRM
ILUSTRASI. Suasana pekerja di ruang produksi pabrik rokok PT Digjaya Mulia Abadi (DMA) mitra PT HM Sampoerna, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (16/6/2020). Pabrik rokok yang mempekerjakan 890 orang pekerja tersebut beroperasi lagi setelah diliburkan selama sepek


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan rokok secara industri turun 2,2% secara tahunan pada kuartal I-2020. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya mengatakan, penurunan volume penjualan ini disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) rokok karena tarif cukai yang meningkat.

"Peningkatan ASP ini menyebabkan penurunan volume penjualan produk dengan margin yang lebih rendah. Sementara itu, volume penjualan merek andalan tergolong tangguh, meskipun sedikit turun dibanding kuartal sebelumnya," tutur Christine dalam riset tanggal 17 Juni 2020.

Selain itu, pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia sejak pertengahan Maret 2020 juga menjadi penyebab turunnya volume penjualan rokok pada triwulan pertama tahun ini

Baca Juga: Kenaikan cukai dan pandemi surutkan serapan tenaga kerja di industri hasil tembakau

Christine memperkirakan, volume penjualan rokok secara industri masih akan berada di zona negatif sepanjang sisa tahun 2020. Pasalnya, ASP yang lebih tinggi kebanyakan terjadi pada merek rokok berharga murah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah.

Selain itu, pandemi Covid-19 yang masih terjadi juga berpotensi mengurangi selera konsumen untuk merokok. Terlebih lagi, perusahaan rokok belum melihat titik terendah dari volume penjualan rokok pada tahun ini.

Christine memprediksi, titik terendah tersebut akan tercermin pada kinerja kuartal II-2020. Mengingat, pada triwulan kedua ini, banyak penyebab penurunan yang terjadi secara bersamaan, mulai dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa provinsi, bulan Ramadan, hingga kebijakan work from home (WFH) yang masih diterapkan meski PSBB dilonggarkan.




TERBARU

[X]
×