kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Volume penjualan industri rokok turun, ini langkah Bentoel (RMBA) menjaga kinerja


Kamis, 20 Juni 2019 / 20:33 WIB
Volume penjualan industri rokok turun, ini langkah Bentoel (RMBA) menjaga kinerja
ILUSTRASI.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen rokok PT Bentoel International Investama Tbk (Bentoel Group) menyiapkan beberapa strategi untuk menghadapi tantangan utama bisnis rokok di tahun ini. Berdasarkan estimasi induk perusahaan, yakni British American Tobacco (BAT) Group, industri rokok sedang dalam tren penurunan.

Menurut BAT Group, per kuartal I-2019, volume penjualan rokok secara industri turun 7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur Bentoel Group Christopher John McAllister mengatakan, salah satu penyebabnya adalah kenaikan tarif cukai yang cukup tinggi pada tahun-tahun sebelumnya. 

"Jadi, dampaknya mulai terasa sekarang. Kemampuan daya beli masyarakat menurun,” kata dia, di Jakarta, Kamis (20/6). Pada 2015-2018, pemerintah menaikkan tarif cukai masing-masing sebesar 11%, 15%, 10%, dan 11%. Sementara itu, pada 2019, pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan tarif cukai.

Oleh karena itu, emiten berkode RMBA ini telah menyiapkan beberapa strategi untuk menjaga kinerja bisnisnya. Pertama adalah dengan berinvestasi pada brand dan produk. “Kami akan meningkatkan value dari berbagai brand kami sehingga masyarakat akan membeli produk yang lebih premium. Hal ini dapat membantu pertumbuhan yang akan datang,” ucap Christopher.

Kedua, RMBA juga akan meningkatkan kapasitasnya sebagai pusat pengembangan, penelitian, dan inovasi. Christopher mengklaim, perusahaannya memiliki pabrik dengan kualitas internasional di Malang, Jawa Timur. Dengan standard tersebut, pabrik ini dapat menekan biaya produksi rokok RMBA. Hal ini dinilai juga akan berdampak pada perbaikan kinerja profitabilitas perusahaan.

Direktur RMBA Shahid Afzal menambahkan, Bentoel Group memang sedang fokus berinvestasi di bidang teknologi. Menurut dia, penggunaan teknologi dapat membuat kinerja operasional lebih efektif dan efisien. Dalam periode 2013-2018, Bentoel Group mencatat, nilai investasi tersebut mencapai hampir Rp 5 triliun yang terdiri dari pembelian mesin-mesin produksi dan berbagai aset tetap.

Inovasi teknologi ini juga dilakukan untuk mendukung bisnis ekspor RMBA. Perlu diketahui, perusahaan ini salah satu pusat ekspor (export hub) di dalam BAT Group. RMBA mencatat telah mengekspor produknya ke 19 negara tujuan dengan nilai mencapai lebih dari Rp 4 triliun. Nilai ekspornya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Per 2016, RMBA mengekspor ke delapan negara tujuan dengan nilai Rp 400 miliar. Kemudian, ekspornya bertambah 17 negara tujuan dengan nilai Rp 1,1 triliun pada 2017. Lalu, naik lagi menjadi 19 negara tujuan dengan nilai Rp 1,6 triliun pada 2018. Sementara itu, pangsa pasar domestik RMBA adalah sebesar 8% dan menjadi perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia.

Sebagai informasi, per 2018, penjualan total RMBA mencapai Rp 21,92 triliun. Angka ini naik 8,24% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 20,25 triliun. Meskipun begitu, per 2018, RMBA mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 608,46 miliar atau naik 26,74% dibanding rugi bersih tahun 2017 yang sebesar Rp 480,06 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×