Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diperkirakan akan mengalami volatilitas setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) atau non-farm payrolls (NFP) yang lebih lemah dari perkiraan.
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan, emas memperpanjang pemulihannya setelah data tersebut meningkatkan peluang Federal Reserve (Fed) untuk menurunkan suku bunga secara agresif. Langkah ini dianggap sebagai nilai tambah bagi harga emas.
Hanya saja, meskipun lapangan kerja meningkat lebih sedikit dari yang diharapkan pada bulan Agustus, tetapi tingkat pengangguran menurun dan pertumbuhan upah tetap solid. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS sedang mendingin, tetapi tidak pada tingkat yang menyebabkan kepanikan.
Baca Juga: Harga Emas Melemah, Pasar Menunggu Isyarat Suku Bunga The Fed
"Kondisi ini memberikan sinyal campuran kepada para pelaku pasar terkait langkah kebijakan Fed yang akan datang," tulisnya dalam riset, Senin (9/9).
Berdasarkan chart teknikal, kombinasi indikator Moving Average yang terbentuk saat ini, tren bullish pada harga emas kembali memudar. Nugraha mencatat, meskipun ada pemulihan sementara tetapi emas menghadapi tekanan bearish yang signifikan.
Karenaya, proyeksi harga emas hari ini berpotensi turun hingga level US$ 2.484 per ons troi. "Namun, jika harga gagal menembus level support ini dan terjadi rebound, maka target kenaikan terdekat berada di US$ 2.513 per ons troi," terangnya.
Baca Juga: Rincian Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Ini Senin 9 September 2024 Anjlok
Sementara itu, kontrak berjangka menunjukkan peluang sebesar 35% bahwa Fed dapat menurunkan suku bunga hingga setengah poin persentase minggu depan. Data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu mendatang menjadi indikator ekonomi utama berikutnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas.
"Jika inflasi menunjukkan tanda-tanda penurunan yang signifikan maka peluang penurunan suku bunga yang lebih agresif oleh Fed akan meningkat, yang pada akhirnya dapat mendorong harga emas naik lebih tinggi," katanya.
Dus, volatilitas harga emas masih akan tetap tinggi, terutama menjelang pertemuan kebijakan Fed. Pelaku pasar pun akan terus memantau perkembangan data ekonomi, terutama yang berkaitan dengan inflasi dan tenaga kerja, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang arah kebijakan moneter Fed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News